Kelima, mencari bantuan pada ahlinya. Jika orangtua merasa kesulitan mengatasi situasi ini, ditambah bila anak tampak sangat terobsesi dengan perilaku ini, orangtua bisa mempertimbangkan untuk berkonsultasi dengan mereka yang profesional di bidangnya, seperti tenaga medis/psikiater atau kepada psikolog.
Masturbasi anak pada usia yang sangat muda yang masih jauh dari fase pubertas mungkin mengejutkan dan membuat khawatir bagi orang tua, tetapi dengan pendekatan yang tepat dan terarah, Â anak dapat tumbuh dan melewati fase ini dengan baik.Â
Kelima, orangtua harus selalu berusaha mewujudkan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak sehingga anak dapat berkembang dengan sehat dalam semua aspek kehidupan mereka, termasuk aktivitas seksual serta perilaku sosial di masyarakat atau lingkungan sekitarnya.
Coba untuk mengarahkan anak terlibat dalam berbagai kegiatan positif dan menyibukkan anak dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik di sekolah, Â rumah, lingkungan tempat tinggal, maupun lingkungan masyarakat lainnya.
Mencegah potensi dampak negatif masturbasi anak terhadap tindak pidana anak
Masturbasi anak pada usia dini bila dikaji dari perspektif medis dan psikologis mungkin bisa diterima dengan logis karena adanya sumber literasi dan hasil penelitian dari para ahli.
Namun, alangkah pentingnya juga untuk menggali sudut pandang lain yang krusial, yaitu perspektif agama dan dampak jangka panjang terhadap perilaku anak dengan konsekuensi hukum dan aturan yang berlaku.Â
Bagaimana pendidikan seks dan edukasi kesehatan reproduksi yang baik dapat membentengi anak-anak dari potensi dampak negatif masturbasi anak dan mengurangi risiko perilaku disrupsi di masa depan?
Dalam perspektif agama, misalnya dalam ajaran Islam, masturbasi yang dilakukan secara sadar dan disengaja adalah perbuatan yang dilarang dan dapat menimbulkan dosa. Hendaknya ini dapat mendorong orangtua supaya mengajarkan nilai-nilai keagamaan sebagai fondasi dasar bagi anak-anak mereka.Â
Pengajaran itu bisa membantu anak-anak memahami batasan-batasan yang diberlakukan oleh ajaran agama yang dianut dan mengembangkan kesadaran dan pemahaman yang memadai tentang dasar seseorang berhubungan seksual.
Selain pertimbangan agama, perlu juga memahami potensi dampak jangka panjang dari masturbasi anak yang tidak diawasi dan tidak didukung dengan edukasi yang tepat. Anak-anak yang tidak mendapatkan pemahaman yang benar tentang fase tumbuh-kembang tubuh dan seksualitas mereka dapat mengalami kesulitan dalam mengendalikan hasrat seksual mereka saat mereka sudah berada pada fase pubertas atau mungkin sampai mereka dewasa.Â
Nah, hasrat seksual yang tidak mampu dikendalikan itulah yang dapat meningkatkan risiko perilaku disrupsi seperti pelecehan seksual, pemerkosaan, dan mengarah pada tindakan pidana terkait lainnya.Â