Sebagai orangtua, khususnya ibu, mendapati perilaku masturbasi pada anaknya yang masih kecil mungkin merupakan pengalaman yang membuat cemas dan bingung.  Sebagaimana baru-baru ini saya menemukan postingan di media sosial berisi curhatan seorang ibu yang mendapati secara tidak sengaja perilaku anak perempuannya yang masih kecil menggesek-gesekkan area kelaminnya ke sandaran tangan dari kursi kayu di rumahnya.
Jangan panik, karena penting bagi orangtua untuk memahami bahwa perilaku yang satu ini, meskipun jarang, sebaiknya diatasi dengan pemahaman dan dukungan daripada dengan stigmatisasi.Â
Melansir Kompas.com, masturbasi merupakan salah satu aktivitas seksual yang melibatkan rangsangan pada alat kelamin atau bagian sensitif tubuh lainnya. Â Aktivitas seksual ini mungkin sering dianggap negatif ketika yang melakukannya orang dewasa. Tapi, bagaimana bila yang melakukannya anak kecil yang masa pubertasnya masih jauh atau masih lama akan dialaminya? Mari kita teliti fenomena ini dari beberapa sudut pandang yang berbeda.Â
Anak kecil biasanya belum memiliki pemahaman seksual yang lengkap. Jadi, tindakan ini mungkin muncul sebagai respons alami terhadap sensasi yang mereka rasakan. Ini tidak selalu mengindikasikan sesuatu yang buruk, namun penting bagi orang tua untuk berbicara dengan anak tentang batasan privasi dan perilaku yang sesuai.
Secara medis, penting untuk memahami bahwa anak-anak dapat mengalami respons fisik yang normal terhadap sensasi pada area genital mereka. Ini bisa termasuk refleks atau tindakan yang tidak disengaja, seperti menempelkan alat kelamin pada objek tertentu.Â
Sedangkan secara psikologis, perilaku masturbasi pada anak kecil mungkin terjadi karena mereka sedang menjelajahi tubuh mereka dan mengeksplorasi sensasi yang mereka rasakan. Ini bagian dari perkembangan seksual dan identitas gender mereka.Â
Penting bagi orang tua untuk menghadapi situasi ini dengan penuh pengertian dan empati. Bicarakan dengan anak secara terbuka.
Perilaku masturbasi pada anak kecil bisa menjadi hal yang mencemaskan orangtua, tetapi itu adalah bagian dari perkembangan seksual anak pada masa tumbuh-kembang. Masturbasi anak usia dini bukan seperti orang dewasa yang mencapai orgasme, melainkan hanya berupa sensasi berbeda yang dapat mengalihkan perhatian anak.Â
Pemahaman, dukungan, dan komunikasi terbuka dengan anak adalah kunci untuk membantu mereka mengatasi fase ini dengan sehat dan positif.Â
Apabila perilaku ini terus berlanjut dalam waktu yang lama, atau jika anak tampak sangat terobsesi dengan hal ini, mungkin perlu dikonsultasikan dengan psikolog atau dokter. Tentu mungkin saja itu merupakan tanda masalah yang perlu ditangani dengan bantuan ahli.