Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Pentingnya Mengedukasi Anak Menggunakan Privilese dengan Bijak Sejak Dini

11 Maret 2023   12:51 Diperbarui: 11 Maret 2023   15:20 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tidak selamanya anak memperoleh privilese bijak tidak bijak dan bertanggung jawab. (KOMPAS.com/DZAKY NURCAHYO)

Selaku orangtua, kita dapat menjelaskan bahwa privilese adalah keuntungan yang seseorang dapatkan karena faktor seperti keluarga dengan latar belakang sosial-ekonomi, serta dari faktor lingkungan atau perlakuan dari masyarakat sekitar.

Ajarkan pula anak-anak tentang konsep pentingnya keadilan dan kesetaraan dalam masyarakat. Ajarkan mereka untuk tidak membedakan orang berdasarkan faktor seperti ras, agama, jenis kelamin, atau faktor keberuntungan semisal kaya-miskin.

Kedua, kemukakan contoh-contoh konkret yang dimengerti oleh anak untuk memahami konsep privilese dengan lebih baik. 

Misalnya, akses ke peralatan yang lebih baik, akses ke suatu tempat tujuan yang jauh lebih baik, maupun memperoleh makanan dan minuman dengan mudah untuk keberlangsungan hidup.

Saya acapkali mengajak anak berinteraksi tatkala menjumpai saudara-saudara kita yang lain yang masih berjuang mencari peruntungan hidup. Contohnya, ketika kami melihat pemulung di jalanan lalu saya mengatakan kepada anak bahwa orang tersebut hidupnya tidak seberuntung si anak. Kemudian saya menekankan pada anak untuk tidak membuang-buang makanan karena banyak orang lain di luar sana yang belum bisa makan.

Ilustrasi mengajak anak melakukan kegiatan santunan anak yatim. (Dok Prestige School via Kompas.com)
Ilustrasi mengajak anak melakukan kegiatan santunan anak yatim. (Dok Prestige School via Kompas.com)

Ketiga, membiasakan anak melakukan refleksi terhadap fenomena sosial di sekitarnya. 

Sangat mulia sekali bila anak selalu diingatkan untuk bersyukur atas keberuntungan yang mereka miliki. 

Ajaran agama Islam sudah mengatakan bahwa, "sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Allah akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras", pada Surah Ibrahim ayat 7.

Apa yang dialami oleh Rafael Alun dan anaknya, Mario Dandy mungkin sebagai bentuk buntut dari tidak pandai bersyukur dan malah menunjukkan perilaku yang keliru seperti KKN, pamer atau flexing, bersikap angkuh dan arogan kepada teman, dan seterusnya.

Keempat, mengajarkan anak untuk mau membantu orang lain. 

Setelah anak selalu diingatkan untuk selalu bersyukur atas keberuntungannya maka seterusnya anak didorong untuk menggunakan privilese mereka untuk membantu orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun