Mengajarkan anak tentang empati akan membantu mereka memahami cara pandang orang lain dan memahami bahwa orang lain dapat memiliki pengalaman hidup yang berbeda dari yang anak alami.Â
Pengendalian diri juga merupakan pondasi penting yang harus ditanamkan pada anak-anak untuk belajar mengendalikan perilaku mereka dan menggunakan keistimewaan mereka dengan bijak.
Misalnya, jika anak-anak memiliki akses ke pendidikan yang lebih baik, mereka dapat memanfaatkannya untuk membantu orang lain yang kurang beruntung daripada hanya memanfaatkannya untuk keuntungan pribadi.
Kesadaran untuk menggunakan keistimewaan secara positif juga merupakan keterampilan yang penting. Anak-anak harus belajar bahwa keistimewaan yang mereka miliki dapat digunakan untuk membantu orang lain dan memberikan dampak positif dalam masyarakat.Â
Ini akan membantu anak-anak memahami bahwa mereka memiliki tanggung jawab sosial dan memberikan motivasi untuk bertindak dengan cara yang baik.
Dengan memahami bahwa tidak semua orang memiliki cara hidup yang sama, anak-anak dapat belajar untuk lebih menghargai dan memperhatikan orang lain.
Dengan begitu, anak-anak akan lebih cenderung merespons dengan simpati dan membantu orang lain ketika dibutuhkan.
Dengan mengajarkan nilai-nilai seperti empati, pengendalian diri, dan kesadaran untuk menggunakan keistimewaan secara positif, anak-anak dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih baik dan berkontribusi untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Mengenalkan anak tentang konsep privilese secara sederhana
Saya secara pribadi yang kini telah dikaruniai anak juga tak luput untuk mengenalkan anak tentang privilese yang diterimanya saat ini di-compare dengan perbedaan yang diterima oleh orang lain dengan cara-cara yang sederhana dulu.
Mengajarkan konsep privilese kepada anak adalah langkah penting dalam membantu mereka memahami keberuntungan yang dimiliki dan bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan mereka dan orang lain di sekitarnya.Â
Pertama, kenalkan anak pada konsep privilese secara sederhana.Â