Alhasil, terpaksa pihak sekolah mengambil keputusan dengan menjual buku-buku lama tersebut ke pengumpul barang-barang bekas.
Saya dan rekan guru pria yang lain ikut terlibat dalam kerjasama membersihkan salah satu sudut sekolah yang senantiasa dilewati oleh siswa dan warga sekolah.Â
Kami berjibaku mengangkat sedikit demi sedikit bongkahan buku-buku lama yang telah menjadi sarang rayap dalam lemari kayu yang diantaranya saban waktu terkena hujan dan panas.
Sebuah pepatah mengatakan: sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit. awalnya kami mengangkat buku-buku lama itu ke bak mobil pengangkut hanya sedikit demi sedikit. selang beberapa waktu setelahnya ternyata hasil perhitungan bobot mencapai 1 ton lebih.
Buku-buku lama tersebut terlihat menggunung dan sangat padat sekali dalam keadaan teronggok di dalam bak mobil pengangkut.
Hasil penjualan buku-buku lama tersebut hanya mencapai hampir 3 juta rupiah. sangat tidak sebanding dengan biaya pengadaannya yang berpuluh-puluh juta dari dana BOS.
Memang sudah seperti itu nasib buku-buku lama yang dibeli pengepul lalu dibawa ke tempat peleburan kertas untuk daur ulang.
Upaya yang telah dilakukan tersebut merupakan bagian dari langkah mewujudkan gaya hidup minimalis di sekolah.
Keuntungan yang diperoleh diantaranya adalah: