Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dianggap oleh orangtua dan keluarga sebagai faktor keturunan (genetik). Sehingga masyarakat banyak terkesan hanya menerima keadaan tersebut tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal stunting sebenarnya merupakan masalah yang bisa dicegah sejak awal.
Dilansir dari laman sehatnegeriku.kemenkes.go.id, Menteri Kesehatan RI periode 2014-2019, Nila Farid Moeloek menyampaikan bahwa terdapat 3 hal yang harus diperhatikan dalam upaya pencegahan stunting. Yakni perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
Pertama, pola makan. Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah, kualitas gizi, serta tidak beragam. Dalam satu porsi makan, hendaklah diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani). Selebihnya dilengkapi dengan sayur dan buah. Proporsi makanan tersebut lebih banyak daripada karbohidrat.
Kedua, pola asuh. Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku pola asuh orangtua yang kurang baik dalam praktik pemberian MPASI bagi bayi dan pemberian asupan makanan untuk balita.
Ketiga, sanitasi dan akses air bersih. Orangtua wajib memastikan anak memperoleh akses sanitasi dan air bersih agar buah hati terhindar dari risiko ancaman penyakit infeksi. Misalnya, orangtua perlu membiasakan buah hati untuk mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir setelah buang air besar.
Jadi, itulah 3 hal penting yang bisa dilakukan oleh para orangtua guna mencegah ancaman stunting yang merupakan salah satu penghambat utama dalam menciptakan kualitas manusia Indonesia dan menjadi ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa.Â
Sebagai seorang ayah, hendaklah dapat mengambil peran dan tanggung jawab terkait pola asuh dalam memastikan buah hati memperoleh pola makan dan akses air bersih yang berkesinambungan.
Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orangtua --- tidak hanya dipahami ibu namun juga ayah --- dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya.Â
Sebagai seorang suami dan ayah, penulis telah berupaya mewujudkan kualitas kesehatan yang baik untuk istri dan buah hati.
Seorang ayah sangat perlu untuk dapat teredukasi dengan baik agar seorang ayah dapat mengubah perilaku dan pola asuh yang bisa mengarahkan pada peningkatan gizi dan kesehatan ibu dan anaknya bahkan semenjak masih dalam kandungan.