Penulis dapat mengamati secara langsung betapa besarnya manfaat dan dampak pemberian MPASI yang terukur --- dengan nutrisi dan gizi yang sesuai dan dibutuhkan sesuai fasenya --- terhadap perkembangan otak dan fisik bayi itu sendiri.
Di masa awal pemberian MPASI hingga beberapa bulan setelahnya bayi kami selalu mendapatkan kebutuhan makan yang sesuai dan seimbang. Hingga pada akhirnya ketika bayi telah mampu berjalan hingga berlari atau memiliki kemampuan pergerakan yang baik maka biasanya bayi akan susah-susah gampang untuk diberikan MPASI.
Penulis merasakan betul betapa besarnya kesabaran yang harus dikerahkan berbarengan dengan perjuangan untuk memberikan MPASI kepada bayi.Â
Terkadang ada bayi yang seakan-akan tidak suka makan lantaran selalu bergerak dan beraktivitas ke sana kemari.
Orangtua harus tetap memberikan MPASI kepada bayinya walau dalam kondisi seperti apapun yang sedang dialami oleh bayinya.
Berbagai cara sudah penulis kerahkan agar bayi kami mau untuk makan.Â
Penulis menyuapi makanan tersebut sambil penulis bercerita atau mendongeng, menirukan hal-hal yang mungkin disukai bayi seperti main pesawat-pesawatan, bahkan ketika bayi benar-benar rewel dan tidak mau diajak makan terpaksa harus diputar video atau film yang dia sukai seperti lagu baby shark dan sebagainya.Â
Selain itu sikap baik ketika diberikan makanan terkadang seorang ayah penulis harus bisa bersabar menghadapinya. Bayi kami ketika sedang disuapi makanan sambil ia melakukan kegiatan yang ia sukai seperti sambil tidur-tiduran, memanjat jendela, rebahan di lantai dan sebagainya.
Mau gimana lagi sebagai orangtua kita harus memaklumi semua itu karena hal yang terpenting adalah memastikan bayi kita memperoleh asupan makanan dengan nutrisi yang ia butuhkan untuk proses tumbuh kembangnya.
Muara dari kesabaran tingkat tinggi tersebut adalah mengacu kepada upaya untuk menghindarkan buah hati dari ancaman stunting.
Kebanyakan orangtua di luar sana mungkin masih minim pemahaman tentang sebuah istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak ditandai tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.