Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Peran Strategis dan Pola Asuh Ayah dalam Pemberian MPASI Demi Mencegah Stunting

24 Agustus 2022   13:31 Diperbarui: 25 Agustus 2022   07:30 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ayah mengukur tinggi anak untuk mengetahui tumbuh kembangnya upaya mencegah stunting (Dok. Shutterstock via Kompas.com)

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dianggap oleh orangtua dan keluarga sebagai faktor keturunan (genetik). Sehingga masyarakat banyak terkesan hanya menerima keadaan tersebut tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal stunting sebenarnya merupakan masalah yang bisa dicegah sejak awal.

Dilansir dari laman sehatnegeriku.kemenkes.go.id, Menteri Kesehatan RI periode 2014-2019, Nila Farid Moeloek menyampaikan bahwa terdapat 3 hal yang harus diperhatikan dalam upaya pencegahan stunting. Yakni perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.

Pertama, pola makan. Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah, kualitas gizi, serta tidak beragam. Dalam satu porsi makan, hendaklah diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani). Selebihnya dilengkapi dengan sayur dan buah. Proporsi makanan tersebut lebih banyak daripada karbohidrat.

Kedua, pola asuh. Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku pola asuh orangtua yang kurang baik dalam praktik pemberian MPASI bagi bayi dan pemberian asupan makanan untuk balita.

Ketiga, sanitasi dan akses air bersih. Orangtua wajib memastikan anak memperoleh akses sanitasi dan air bersih agar buah hati terhindar dari risiko ancaman penyakit infeksi. Misalnya, orangtua perlu membiasakan buah hati untuk mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir setelah buang air besar.

Jadi, itulah 3 hal penting yang bisa dilakukan oleh para orangtua guna mencegah ancaman stunting yang merupakan salah satu penghambat utama dalam menciptakan kualitas manusia Indonesia dan menjadi ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. 

Ayah mengukur tinggi anak untuk mengetahui tumbuh kembangnya upaya mencegah stunting (Dok. Shutterstock via Kompas.com)
Ayah mengukur tinggi anak untuk mengetahui tumbuh kembangnya upaya mencegah stunting (Dok. Shutterstock via Kompas.com)

Sebagai seorang ayah, hendaklah dapat mengambil peran dan tanggung jawab terkait pola asuh dalam memastikan buah hati memperoleh pola makan dan akses air bersih yang berkesinambungan.

Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orangtua --- tidak hanya dipahami ibu namun juga ayah --- dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. 

Sebagai seorang suami dan ayah, penulis telah berupaya mewujudkan kualitas kesehatan yang baik untuk istri dan buah hati.

Seorang ayah sangat perlu untuk dapat teredukasi dengan baik agar seorang ayah dapat mengubah perilaku dan pola asuh yang bisa mengarahkan pada peningkatan gizi dan kesehatan ibu dan anaknya bahkan semenjak masih dalam kandungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun