Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemuda Indonesia (Masih) Memegang Nilai Kebajikan dalam Kehidupan

28 Juli 2022   06:08 Diperbarui: 28 Juli 2022   06:30 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebajikan. (Unsplash/Toa Heftiba)

Dia bersabda, pada awalnya ia mengira ada case handphone yang terjatuh di tengah jalan. Lalu dia mencoba untuk mengambilnya. Ternyata tak disangka benda tersebut ternyata sebuah handphone namun kondisi LCD dan layarnya sudah banyak yang retak akibat terlindas mobil. Kebetulan dia menemukan handphone itu ketika hendak berangkat menuju ke cafe tempat ia bekerja.

Handphone yang tak jadi hilang, dengan begitu separuh nyawa kembali utuh (Foto: Akbar Pitopang)
Handphone yang tak jadi hilang, dengan begitu separuh nyawa kembali utuh (Foto: Akbar Pitopang)

Penulis ungkapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pemuda itu. Akhirnya handphone yang hilang kembali pulang ke empunya secara sah.

Sebelum meninggalkan pemuda tersebut, selain penulis mengungkapkan rasa terima kasih kepada pemuda yang telah menyelamatkan separuh nyawa serta telah bersedia bekerjasama dengan baik tanpa ada syarat sedikitpun. 

Sebagai bentuk ungkapan lain dari sebuah ucapan terima kasih, penulis telah menyiapkan sedikit rezeki untuk diserahkan kepada pemuda tersebut. Namun, ternyata ia menolak dengan tegas pemberian itu. 

Walaupun kami sudah memaksa tapi dia tetap bersikukuh tidak mau menerima pemberian tersebut.

Hmm, apa boleh buat. Baiklah kalau begitu. Mau bagaimana lagi.  

Pemuda itu menolak mungkin dia memang benar-benar ingin membantu orang yang sedang kesusahan dengan setulus hati dan ikhlas tanpa mengharapkan sedikitpun imbalan atau pamrih. Sungguh mulia hatinya, bagaikan seorang malaikat.

Sebelum meninggalkan pemuda yang tegap dan berwibawa itu, penulis meminta nomor kontaknya dengan niat mana tahu suatu saat dia sedang butuh bantuan maka penulis bisa membantunya sebagai bentuk balas budi.

Ilustrasi kebajikan. (Unsplash/Toa Heftiba)
Ilustrasi kebajikan. (Unsplash/Toa Heftiba)

Dari sebuah kisah yang sangat berharga ini kita dapat melihat ternyata masih ada anak muda di dunia yang fana ini yang masih memiliki rasa empati dan kepedulian yang luar biasa didalam dirinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun