Dia bersabda, pada awalnya ia mengira ada case handphone yang terjatuh di tengah jalan. Lalu dia mencoba untuk mengambilnya. Ternyata tak disangka benda tersebut ternyata sebuah handphone namun kondisi LCD dan layarnya sudah banyak yang retak akibat terlindas mobil. Kebetulan dia menemukan handphone itu ketika hendak berangkat menuju ke cafe tempat ia bekerja.
Penulis ungkapkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pemuda itu. Akhirnya handphone yang hilang kembali pulang ke empunya secara sah.
Sebelum meninggalkan pemuda tersebut, selain penulis mengungkapkan rasa terima kasih kepada pemuda yang telah menyelamatkan separuh nyawa serta telah bersedia bekerjasama dengan baik tanpa ada syarat sedikitpun.Â
Sebagai bentuk ungkapan lain dari sebuah ucapan terima kasih, penulis telah menyiapkan sedikit rezeki untuk diserahkan kepada pemuda tersebut. Namun, ternyata ia menolak dengan tegas pemberian itu.Â
Walaupun kami sudah memaksa tapi dia tetap bersikukuh tidak mau menerima pemberian tersebut.
Hmm, apa boleh buat. Baiklah kalau begitu. Mau bagaimana lagi. Â
Pemuda itu menolak mungkin dia memang benar-benar ingin membantu orang yang sedang kesusahan dengan setulus hati dan ikhlas tanpa mengharapkan sedikitpun imbalan atau pamrih. Sungguh mulia hatinya, bagaikan seorang malaikat.
Sebelum meninggalkan pemuda yang tegap dan berwibawa itu, penulis meminta nomor kontaknya dengan niat mana tahu suatu saat dia sedang butuh bantuan maka penulis bisa membantunya sebagai bentuk balas budi.
Dari sebuah kisah yang sangat berharga ini kita dapat melihat ternyata masih ada anak muda di dunia yang fana ini yang masih memiliki rasa empati dan kepedulian yang luar biasa didalam dirinya.Â