Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Pemekaran RT, Sosial Kematian serta Ketersediaan Lahan Pemakaman

17 Juli 2022   13:52 Diperbarui: 15 Juni 2023   16:18 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi salah satu sudut kawasan perumahan di wilayah perkotaan (Dok. OCBD via Kompas.com)

Tapi, yang jelas dan pasti akan terjadi adalah sebuah kematian. Kematian adalah sesuatu yang pasti akan dialami oleh setiap manusia atau warga di perumahan tersebut.

Sangat disayangkan nantinya jika untuk urusan kematian warga bingung sendiri dalam proses pengurusan lantaran tidak bergabung pada kelompok sosial kematian.

Tidak hanya sekedar bergabung dan membayar iuran, para anggota sosial kematian juga dianjurkan sekali untuk selalu hadir dan terlibat pada proses urusan kematian warga yang meninggal dunia.

Karena, mohon maaf sebelumnya bahwa beberapa waktu yang lalu sempat beredar sebuah polemik di tengah warga. Ketika ada seorang warga yang merupakan orang kaya dan cenderung tertutup karena jarang mengikuti kegiatan RT, warga menjadi enggan untuk mengurusi urusan kematian dari orang kaya tersebut.

Walaupun pada akhirnya semua urusan kematian tetap terselesaikan dengan baik oleh warga yang ada. 

Tapi poin penting yang perlu digaris bawahi adalah setiap warga yang ada perlu bergabung menjadi anggota sosial kematian dan ikut bersosialisasi dalam segala bentuk kegiatan yang menyangkut didalamnya.

Ketersediaan Lahan Pemakaman/ Tanah Perkuburan

Isu atau masalah yang sangat penting lainnya untuk dicermati bersama adalah tentang ketersediaan lahan untuk pemakaman atau tanah perkuburan.

Seperti yang sudah kami sampaikan diatas bahwa di dekat kawasan perumahan yang kami tinggali saat ini hanya ada 1 lahan kematian.

Budaya di indonesia adalah biasanya setiap warga yang dimakamkan akan menguasai satu liang lahat tersebut. Sehingga keluarganya akan melakukan betonisasi atau memasang keramik diatasnya. 

Otomatis hal tersebut tentu akan membuat lahan untuk menguburkan warga yang baru meninggal dunia akan semakin menipis.

Semalam ketua RT mensosialisasikan kepada warga yang hadir bahwa kini lahan kosong yang disiapkan untuk liang lahat jumlahnya semakin menipis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun