Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

PPDB 2022: Persaingan Sengit SMP Vs MTsN, Bagaimana Animo Orangtua?

3 Juli 2022   20:34 Diperbarui: 4 Juli 2022   07:34 2667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lingkungan MTsN yang "lebih terjaga" dan lebih terkontrol mampu sedikit mengurasi rasa kekhawatiran para orangtua akan pengaruh buruk yang terus terjadi.

Tingginya antusiasme orangtua yang hendak menyekolahkan anak ke MTsN pada PPDB 2022 ini (Ilustrasi dari Kompas.com/Syahrul Munir)
Tingginya antusiasme orangtua yang hendak menyekolahkan anak ke MTsN pada PPDB 2022 ini (Ilustrasi dari Kompas.com/Syahrul Munir)

3. Porsi ilmu agama di MTsN lebih banyak dibanding SMP

Dikarenakan MTsN berada dibawah naungan Kemenag, maka sudah jelas bahwa kurikulum yang diterapkan selain mengikuti kurikulum yang berlaku juga memiliki porsi pelajaran agama yang lebih banyak dibandingkan dengan SMP.

Di SMP, siswa hanya mempelajari materi pelajaran agama Islam secara ringkas dan lebih banyak dalam bentuk pengenalan sehingga mereka dirasa akan kekurangan ilmu agama.

Sedangkan di MTsN, para siswa akan diajarkan berbagai cabang ilmu agama seperti fiqih, akidah akhlak, sejarah kebudayaan Islam (SKI) dan lain sebagainya.

Dengan menyekolahkan anak ke MTsN, orangtua telah ikut berupaya membekali anaknya dengan ilmu pengetahuan agama yang akan menjadi bekal dan persiapan mereka menjalani kehidupan sosial dan kemasyarakatan nantinya.

Ilmu agama sangat dibutuhkan sekali sebagai kompas kehidupan sehingga anak senantiasa berada di jalur yang benar.

Setidaknya jika nanti siswa kembali melanjutkan studi ke SMA misalnya, mereka sudah punya bekal dan benteng diri. Sehingga pengaruh buruk dari hasil pergaulan dapat lebih difilter oleh anak itu sendiri.

4. Opsi jitu selain pesantren

Jika orangtua dihadapkan dengan pilihan menyekolahkan anak ke pesantren atau MTsN, tentu para orangtua akan memilih menyekolahkan anaknya ke pesantren.

Namun, dikarenakan berbagai faktor penghalang seperti keterbatasan finansial hingga orangtua yang tidak sanggup melepas anak untuk berada jauh darinya menyebabkan orangtua enggan untuk menyekolahkan anak ke pesantren.

Sedangkan orangtua masih menganggap bahwa ilmu agama masih sangat perlu dibekali kepada anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun