Begitulah kira-kira yang saya alami sendiri. Nenek saya memiliki dua orang anak perempuan yaitu ibu saya dan satu lagi adalah orang yang saya panggil bibi. Jika ditelaah posisi bibi ini bisa dikatakan sama derajat statusnya sebagai orang tua kita. Tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Bibi saya ini seringkali mengajak ibu saya bertengkar. Bukan bertengkar ala kaum lelaki dengan bertinju, menendang atau bentuk main pukul lainnya. Bibi saya ini sering ribut dengan ibu saya dan membuat kegaduhan.
Masalah kecil saja kalau sudah menyangkut bibi saya maka beliau akan membesar-besarkannya. Saya menilai bahwa ketika bibi saya membuat masalah dengan ibu saya, itu merupakan sensasi dan kebanggaan tersendiri baginya.
Beliau lebih suka menunjukkan egonya dan tidak mau kalah ketika melawan ibu saya. Pada umumnya ibu saya lebih banyak mengalah dan membiarkan bibi saya berbuat seperti apa yang diinginkannya.
Dari sebegitu ramainya anggota keluarga besar dalam silsilah keluarga kami, hanya bibi saya sendiri yang suka mencari masalah dengan ibu saya. Padahal hubungan antara bibi saya dengan anggota keluarga atau saudara yang lain masih dalam keadaan baik-baik saja.
Perbedaan yang sangat mencolok serta pemandangan yang sangat kontras yang terjadi bila menyangkut antara bibi dan ibu saya.
Padahal yang kita tahu bahwa sesama saudara pasti memiliki rahasia yang sama dan harus saling menjaga aib keluarga. Seharusnya bibi saya malu dengan tetangga atau anggota masyarakat lainnya karena sudah menjadi bahan pembicaraan ditengah-tengah masyarakat.
Namun demikian, alhamdulillah ibu saya tidak pernah terpancing sama sekali. Ibu saya tetap menjaga habluminannas dengan bibi saya. Hal ini bukan berarti lantaran posisi saya sebagai seorang anak lantas kemudian saya menunjukkan sikap pro dengan ibu saya sendiri. Melainkan tidak sama sekali loh ya. Saya menyampaikan fakta yang sebenarnya saja.
Hmm, oke baiklah. Tugas kita hanya perlu terus merawat hubungan baik dengan sesama anggota keluarga kita. Bagaimanapun, saudara kita adalah orang yang paling tahu dengan keadaan kita yang sebenarnya.
Walaupun kita memiliki banyak teman yang sangat baik kepada kita. Tapi tetap saja posisi teman baik tersebut tidak akan dapat kita andalkan untuk selamanya. Mereka sewaktu-waktu bisa berubah, tidak lagi peduli dan pergi meninggalkan kita begitu saja.
Berbeda dengan saudara kita. Sejelek-jelek apapun sikap dan perlakuannya kepada kita, tapi dalam hati nurani kita yang terdalam, kita tidak akan sanggup menghapus bayang-bayang saudara kita dari hati pikiran dan kita sendiri.