Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hablum Minannas: Menjaga Hubungan Baik Terhadap Saudara, Tetangga dan Rekan Kerja

20 April 2022   12:22 Diperbarui: 20 April 2022   12:31 2062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitulah kira-kira yang saya alami sendiri. Nenek saya memiliki dua orang anak perempuan yaitu ibu saya dan satu lagi adalah orang yang saya panggil bibi. Jika ditelaah posisi bibi ini bisa dikatakan sama derajat statusnya sebagai orang tua kita. Tapi yang terjadi malah sebaliknya.

Bibi saya ini seringkali mengajak ibu saya bertengkar. Bukan bertengkar ala kaum lelaki dengan bertinju, menendang atau bentuk main pukul lainnya. Bibi saya ini sering ribut dengan ibu saya dan membuat kegaduhan.

Masalah kecil saja kalau sudah menyangkut bibi saya maka beliau akan membesar-besarkannya. Saya menilai bahwa ketika bibi saya membuat masalah dengan ibu saya, itu merupakan sensasi dan kebanggaan tersendiri baginya.

Beliau lebih suka menunjukkan egonya dan tidak mau kalah ketika melawan ibu saya. Pada umumnya ibu saya lebih banyak mengalah dan membiarkan bibi saya berbuat seperti apa yang diinginkannya.

Dari sebegitu ramainya anggota keluarga besar dalam silsilah keluarga kami, hanya bibi saya sendiri yang suka mencari masalah dengan ibu saya. Padahal hubungan antara bibi saya dengan anggota keluarga atau saudara yang lain masih dalam keadaan baik-baik saja.

Perbedaan yang sangat mencolok serta pemandangan yang sangat kontras yang terjadi bila menyangkut antara bibi dan ibu saya.

Padahal yang kita tahu bahwa sesama saudara pasti memiliki rahasia yang sama dan harus saling menjaga aib keluarga. Seharusnya bibi saya malu dengan tetangga atau anggota masyarakat lainnya karena sudah menjadi bahan pembicaraan ditengah-tengah masyarakat.

Namun demikian, alhamdulillah ibu saya tidak pernah terpancing sama sekali. Ibu saya tetap menjaga habluminannas dengan bibi saya. Hal ini bukan berarti lantaran posisi saya sebagai seorang anak lantas kemudian saya menunjukkan sikap pro dengan ibu saya sendiri. Melainkan tidak sama sekali loh ya. Saya menyampaikan fakta yang sebenarnya saja.

Hmm, oke baiklah. Tugas kita hanya perlu terus merawat hubungan baik dengan sesama anggota keluarga kita. Bagaimanapun, saudara kita adalah orang yang paling tahu dengan keadaan kita yang sebenarnya.

Walaupun kita memiliki banyak teman yang sangat baik kepada kita. Tapi tetap saja posisi teman baik tersebut tidak akan dapat kita andalkan untuk selamanya. Mereka sewaktu-waktu bisa berubah, tidak lagi peduli dan pergi meninggalkan kita begitu saja.

Berbeda dengan saudara kita. Sejelek-jelek apapun sikap dan perlakuannya kepada kita, tapi dalam hati nurani kita yang terdalam, kita tidak akan sanggup menghapus bayang-bayang saudara kita dari hati pikiran dan kita sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun