Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hablum Minannas: Menjaga Hubungan Baik Terhadap Saudara, Tetangga dan Rekan Kerja

20 April 2022   12:22 Diperbarui: 20 April 2022   12:31 2062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustasi menjaga hablum minannas (via elmu.web.id)

Selain menjaga hablumminallah (hubungan kepada Allah SWT), kita juga dituntut untuk dapat menjaga hablum minannas (hubungan antar sesama manusia). Dua hal utama tersebut  memiliki peranan penting dalam menyeimbangkan hidup kita di dunia ini dan kelak di akhirat tentunya.

Untuk menjaga hablumminallah (hubungan kepada Allah SWT), tentu sepertinya kita sudah paham bagaimana caranya. Berbagai bentuk dan jenis ibadah kepada Allah SWT seperti shalat, membaca al-Qur'an, berpuasa, menunaikan zakat, maupun melaksanakan ibadah haji atau umroh ke tanah suci.

Sedangkan untuk menjaga habluminannas (hubungan antar sesama manusia), banyak diantara kita semua yang ada disini yang paham caranya tapi susah dalam mengaplikasikannya. Seringkali kita terjebak dalam situasi yang tidak terbayangkan sebelumnya yang dapat merenggangkan hubungan antar sesama.

Sebagai makhluk sosial (zoon politicon), kita diwajibkan untuk senantiasa menjaga habluminannas (hubungan antar sesama manusia). Dimana sebuah keniscayaan bahwa kita hidup di dunia ini tidak akan pernah lepas dari bersentuhan dengan orang lain.

Tapi kenyataannya di lapangan memang sangat jauh dari apa yang telah diharapkan. Berikut beberapa cara bagaimana cara menjaga hubungan baik dengan sesama saudara kita, hubungan dengan tetangga, maupun relasi dengan rekan kerja.

Ilustrasi Hubungan baik dengan saudara sendiri (Credit: freepik.com)
Ilustrasi Hubungan baik dengan saudara sendiri (Credit: freepik.com)

Menjaga Hablumminannas Terhadap Saudara atau Anggota Keluarga

Saudara adalah orang-orang yang memiliki hubungan sangat dekat dengan kita. Misalkan kakak, adik, paman, bibi, sepupu, ponakan, dan lain sebagainya.

Mereka itu bisa dikatakan masih memiliki hubungan pertalian darah dengan kita. Baik karena berasal dari satu keturunan yang sama, ataupun telah tercampur karena faktor eksternal seperti pernikahan.

Tapi kenyataannya memang seringkali kita menjumpai banyak kasus perselisihan antar sesama saudara. Jatuhnya saudara sendiri bagaikan lawan. Orang lain yang kita kenal dan tidak memiliki hubungan sangkut-paut dengan kita saja bisa saling menjaga habluminannas. Tapi kenapa malah saudara sendiri yang doyan mengajak perang. Kadang kita heran kenapa hal itu bisa terjadi.

Begitulah kira-kira yang saya alami sendiri. Nenek saya memiliki dua orang anak perempuan yaitu ibu saya dan satu lagi adalah orang yang saya panggil bibi. Jika ditelaah posisi bibi ini bisa dikatakan sama derajat statusnya sebagai orang tua kita. Tapi yang terjadi malah sebaliknya.

Bibi saya ini seringkali mengajak ibu saya bertengkar. Bukan bertengkar ala kaum lelaki dengan bertinju, menendang atau bentuk main pukul lainnya. Bibi saya ini sering ribut dengan ibu saya dan membuat kegaduhan.

Masalah kecil saja kalau sudah menyangkut bibi saya maka beliau akan membesar-besarkannya. Saya menilai bahwa ketika bibi saya membuat masalah dengan ibu saya, itu merupakan sensasi dan kebanggaan tersendiri baginya.

Beliau lebih suka menunjukkan egonya dan tidak mau kalah ketika melawan ibu saya. Pada umumnya ibu saya lebih banyak mengalah dan membiarkan bibi saya berbuat seperti apa yang diinginkannya.

Dari sebegitu ramainya anggota keluarga besar dalam silsilah keluarga kami, hanya bibi saya sendiri yang suka mencari masalah dengan ibu saya. Padahal hubungan antara bibi saya dengan anggota keluarga atau saudara yang lain masih dalam keadaan baik-baik saja.

Perbedaan yang sangat mencolok serta pemandangan yang sangat kontras yang terjadi bila menyangkut antara bibi dan ibu saya.

Padahal yang kita tahu bahwa sesama saudara pasti memiliki rahasia yang sama dan harus saling menjaga aib keluarga. Seharusnya bibi saya malu dengan tetangga atau anggota masyarakat lainnya karena sudah menjadi bahan pembicaraan ditengah-tengah masyarakat.

Namun demikian, alhamdulillah ibu saya tidak pernah terpancing sama sekali. Ibu saya tetap menjaga habluminannas dengan bibi saya. Hal ini bukan berarti lantaran posisi saya sebagai seorang anak lantas kemudian saya menunjukkan sikap pro dengan ibu saya sendiri. Melainkan tidak sama sekali loh ya. Saya menyampaikan fakta yang sebenarnya saja.

Hmm, oke baiklah. Tugas kita hanya perlu terus merawat hubungan baik dengan sesama anggota keluarga kita. Bagaimanapun, saudara kita adalah orang yang paling tahu dengan keadaan kita yang sebenarnya.

Walaupun kita memiliki banyak teman yang sangat baik kepada kita. Tapi tetap saja posisi teman baik tersebut tidak akan dapat kita andalkan untuk selamanya. Mereka sewaktu-waktu bisa berubah, tidak lagi peduli dan pergi meninggalkan kita begitu saja.

Berbeda dengan saudara kita. Sejelek-jelek apapun sikap dan perlakuannya kepada kita, tapi dalam hati nurani kita yang terdalam, kita tidak akan sanggup menghapus bayang-bayang saudara kita dari hati pikiran dan kita sendiri.

Untuk itu, tugas kita adalah tetap mengusahakan menjaga hablumminannas terhadap saudara maupun anggota kelurga kita yang lainnya dengan cara seperti berikut.

Pertama, tidak membeda-bedakan saudara kita dengan anggota keluarga lainnya. Walaupun saudara kita sering berbuat onar dengan mengundang perselisihan dengan kita. Ketika ada hal-hal yang akan menyangkut semua anggota kelurga kita lainnya, kita jangan menunjukkan perbedaan sikap yang begitu kontras terlihat oleh pandangan mata saudara kita yang lainnya.

Kedua, merespon sewajarnya dan tidak terpancing dengan ulah saudara. Jika kebetulan kita memiliki saudara yang sifatnya seperti diatas maka selayaknya kita tidak boleh ikut terpancing dan meladeninya. Kalau kita sampai terpancing lalu terjadi pertengkaran maka sama saja kita mempertontonkan aib keluarga. Sebagaimana sebuah peribahasa berbunyi "bagai menepuk air di dulang". Itu artinya ketika kita membuka aib saudara atau anggota keluarga kita sendiri sama saja kita yang menanggung malunya.

Ketiga, tetap menunjukkan perhatian dan tidak menjauhi saudara. Sebagai sesama saudara hendaknya harus saling memberikan perhatian walau sekecil apapun bentuknya. Jangan sampai antara kita maupun saudara kita merasa kehilangan sosok saudara. Ketika saudara butuh bantuan, kita siap membantu. Jika kita memiliki rezeki berlebih, maka kita perlu berbagi kepada saudara kita sendiri terlebih dahulu. Saudara kita harus mendapatkan perhatian terlebih dahulu baru setelah itu kita memperdulikan orang lain di sekitar kita.

Keempat, mendoakan saudara kita untuk segera bertobat dan berubah. Ketika usaha kita tetap belum membuah hasil. Maka yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah cukup dengan mendoakan saudara kita agarallah SWT menunjukkannya petunjuk bahwa menjaga hablumminannas dengan saudara sendiri adalah sebuah kewajiban yang harus didahulukan.




Ilustrasi tetangga, bertetangga di lingkungan tempat tinggal. (SHUTTERSTOCK/SVRSLYIMAGE via Kompas.com)
Ilustrasi tetangga, bertetangga di lingkungan tempat tinggal. (SHUTTERSTOCK/SVRSLYIMAGE via Kompas.com)


Menjaga Hablumminannas Terhadap Tetangga

Jika kita tinggal di lingkungan perumahan maka kita jelas memiliki banyak tetangga di sekitar rumah kita. Kategori tetangga adalah 40 rumah yang berada di sekitar rumah kita.

Kita wajib menjaga hubungan baik dengan tetangga. Karena potensi tetangga adalah sebagai pihak yang mengetahui apapun yang terjadi dan yang kita alami pertama kali. Maka tetanggalah pihak yang pertama sekali memberikan atau mencarikan kita pertolongan.

Apalagi jika kita hidup di perantauan, dimana kita hidup jauh dari saudara, anggota keluarga serta sanak famili. Maka keberadaan tetangga posisinya sudah dapat diibaratkan sebagai saudara kita sendiri.

Namun, terkadang tetap saja ada tetangga yang usil. Walaupun kita sudah berusaha menjaga hubungan baik dengan semua tetangga yang ada di lingkungan rumah kita.

Seperti halnya yang kami alami sendiri terkait tetangga yang usil ini. Posisi rumah tetangga saya ini berada tepat di belakang rumah kami. Jarak antara rumah kami dengan rumah tetangga hanya dibatasi dinding masing-masing rumah. Maklum saja bahwa fenomena seperti itu sudah terlalu lumrah terjadi di lingkungan perumahan yang ukuran tanah kavling yang terbatas.

Kami mendapati tetangga tersebut sering menyetel volume speaker dengan suara yang sangat kencang ketika mendengarkan musik. Bahkan kebisingan tersebut juga terdengar sampai ke tetangga yang berada di kanan dan kiri  serta di seberang rumah kami.

Mendapati kelakuan tetangga yang seperti itu, kami hanya mendiamkan saja. Selagi dia tidak mengusik ranah privasi masing-masing.

Kewajiban kita adalah tetap mengusahakan menjaga habluminannas terhadap tetangga kita dengan cara seperti berikut.

Pertama, tetap saling sapa terhadap tetangga. Ketika kita sedang ada masalah dengan tetangga. Kemudian saling berpapasan misalkan di jalan, janganlah kita cepat-cepat buang muka atau mengalihkan pandangan. Sapalah tetangga sambil menyunggingkan senyum termanis kita untuk tetangga.

Kedua, menolong dan menjenguk tetangga yang sakit atau mendapati kemalangan. Ketika punya tetangga yang mendapat musibah seperti kecelakaan atau sakit, maka hendaklah kita menjenguknya. Agar kita tahu seperti apa keadaan dari tetangga kita tersebut. Jika perlu sekalian kita bawakan bingkisan atau buah tangan. Selain tentunya tetap mendoakannya agar cepat pulih kembali.

Ketiga, menjaga sikap dan tidak menguji-uji kesabaran tetangga. Sikap tetangga yang kami contohkan diatas tidak layak untuk ditiru. Kita dalam hidup bertetangga harus tahu batasan. Kita semuanya bebas mendengarkan musik, bebas mau melakukan apapun, tapi kita harus benar-benar memperhatikan apakah yang kita lakukan itu mengusik rasa nyaman dari tetangga kita.

Keempat, jangan pelit dan terlalu perhitungan dengan tetangga. Sebagai orang yang memiliki banyak rezeki dibandingkan dengan tetangga maka hendaklah sedikit rezeki kita berikan kepada tetangga. Rezeki yang kita berikan kepada tetangga akan sangat berguna baginya. Sehingga rezeki kita pun akan semakin berkah.

Kelima, bersimpati kepada tetangga. Simpati adalah rasa sayang, rasa perhatian dan rasa peduli kepada orang lain. Selain kita menjenguk tetangga yang mendapati kemalangan. Ketika tetangga mendapatkan kesenangan seperti dipromosikan menjadi atasan di tempat kerjanya, anaknya mendapatkan prestasi tinggi, maka kita perlu memberikan ucapan selamat kepada tetangga tersebut. Sifat manusia adalah suka dipuja-puji. Dengan bersikap seperti itu maka akan menjaga hubungan kita dengan tetangga tetap harmonis.

Keenam, tidak balas dendam terhadap perlakuan tetangga. Selagi perlakuan tetangga tidak merugikan kita maka kita tak perlu membalas dendam atas perlakuannya. Kalau hanya tetangga sekedar melempari ayam atau kucing kita ketika memasuki rumah atau halamannya, maka kita tidak perlu melakukan hal yang sama kepadanya. Lebih baik kita maklumi saja.

Ketujuh, tidak suka iri dengki dengan tetangga. Ketika tetangga punya beli mobil baru, atau ketika tetangga beli perabotan maupun peralatan elekronik maka kita tidak perlu merasa iri dan dengki. Dianggap biasa saja karena itu merupakan hal yang perlu dilakukan oleh tetangga. Kita jangan pula merasa dengki yang kemudian kita bergunjing terkait darimana uangnya didapatkan oleh tetangga. Jangan sampai itu menimbulkan fitnah dan kegaduhan.

Kedelapan, tidak suka pamer dan membanggakan-banggakan diri. Cara untuk menjaga habluminannas kepada etangga selanjutnya adalah tidak suka memamerkan pencapaian diri ang telah diraih. Ketika ada tetangga kita yang hidupnya semakin mapan maka jadikan itu sebagai motivasi bagi kita untuk terus berjuang memperbaiki keadaan menjadi semakin baik. Sama halnya dengan kemajuan-kemajuan yang telah diraih oleh tetangga.


Ilustrasi koneksi dengan rekan kerja(g-stockstudio via Kompas.com)
Ilustrasi koneksi dengan rekan kerja(g-stockstudio via Kompas.com)


Menjaga Hablumminannas Terhadap Rekan Kerja

Rekan kerja adalah orang-orang yang selalu kita jumpai di tempat kita bekerja. Keberadaan rekan kerja tidak dapat kita hindari selagi kita masih bekerja dengan orang lain sebagai karyawannya.

Bahkan jika kita berstatus sebagai boss pemiliki tempat usaha atau perusahaan itu pun kita harus menjaga hubungan baik dengan bawahan selaku rekan kerja dalam mencapai target perusahaan kita.

Rekan kerja adalah orang-orang yang selalu kita jumpai setiap harinya di tempat kerja. Dimana kita menghabiskan biasanya 6-8 jam setiap harinya di tempat kerja. Otomatis karena sering berjumpa maka relasi dengan rekan kerja akan semakin dekat. Bahkan banyak juga yang menganggap rekan kerja sebagai saudaranya sendiri.

Namun, sudah menjadi hal lumrah bahwa banyak sekali gesekan-gesekan yang terjadi di tempat kerja lantaran faktor kompetisi yang tinggi antar sesama rekan kerja. Karena adanya persaingan diantara rekan kerja ini sehingga gampang sekali terjadi perselisihan.

Watak dan karakter rekan kerja yang kita jumpai di tempat kerja juga sangat beragam dengan latar belakangnya masing-masing. Ada yang kalem dan cuek. Bahkan banyak juga yang suka ikut campur mengurusi urusan rekan kerjanya yang lain.

Maka tak heran jika di tempat kerja sering terjadi sikut-menyikut karena faktor kepentingan antar sesama rekan kerja yang dapat merenggangkan hubungan dan relasi dengan rekan kerja.

Ketika terjadi perselisihan antar sesama rekan kerja tentu akan menyebabkan suasana "gak enakan" yang memberi jarak antar rekan kerja satu sama lainnya. Pada akhirnya akan berdampak buruk pada kinerja dan tanggung jawab masing-masing individu di tempat kerja tersebut.

Pergesekan semacam itu tidak bisa kita pungkiri. Namun hendaklah kita selalu berusaha menjaga habluminannas dan relasi terhadap tetangga agar selalu dalam keadaan baik.

Pertama, selalu bersikap profesional di tempat kerja. Kita harus tahu situasi dan kondisi dengan membedakan mana urusan pribadi, urusan kelompok, urusan pekerjaan, maupun urusan keluarga atau urusan rumah tangga. Kita jangan sampai mencampur adukkan semua urusan yang ada. Urusan yang berhubungan dengan rumah tangga harus diselesaikan dirumah. Jangan sampai dibawa-bawa ke tempat kerja. Karena dapat memancing niat rekan kerja untuk membicarakan masalah kita tersebut.

Kedua, tidak kepo dan suka mencampuri urusan rekan kerja. Selagi rekan kerja kita bisa mengurusi dan menyelesaikan masalahnya sendiri maka kita jangan kepo dan ikut mencampurinya. Kecuali jika rekan kerja sudah minta bantuan barulah kita bantu dengan ikhlas.

Ketiga, selalu bersikap sportif dan membangun persaingan yang sehat. Dalam dunia kerja sudah hal biasa ketika antar satu rekan kerja dengan yang lainnya senantiasa ada rasa persaingan dan jiwa kompetisi. Rasa kompetisi ini baik untuk dibangun dalam suatu pekerjaan. Karena akan menyebabkan kita terpancing untuk berprestasi dan menjadi versi terbaik dari diri kita.

Keempat, jangan suka menjilad dan cari muka kepada atasan. Hal yang paling dibenci oleh sesama rekan kerja adalah sikap suka menjilat dan cari muka kepada atasan. Apalagi jika seorang rekan kerja sampai berhasil mempengaruhi atasan yang menyebabkan posisi rekan kerja lainnya menjadi terancam. Jika kita sampai berbuat seperti itu maka sudah jelas hubungan dengan rekan kerja akan semakin buruk.

Kelima, tidak menjelek-jelekkan rekan kerja apalagi sampai menyebarkan berita hoax dan fitnah. Ketika rekan kerja memiliki kekurangan atau hal-hal yang belum dikuasai secara baik oleh rekan kerja misalnya dalam urusan pekerjaan, maka kita jangan menjelek-jelekkan kekurangannya itu kepada rekan kerja yang lain. Jika perlu seharusnya kita bisa berbagi ilmu agar rekan kerja bisa sama-sama dapat mengerjakan suatu pekerjaan tersebut demi keberlangsungan dan harapan bersama.

Keenam, jangan terlalu suka curhat dengan rekan kerja. Hal yang harus dihindari adalah sikap terlalu suka curhat kepada rekan kerja. Karena apa yang kita ceritakan kepada rekan kerja bisa menjadi bumerang bagi kita di kemudian hari.

Ketujuh, fokus pada tugas dan tanggung jawab pekerjaan kita. Selagi masih ada pekerjaan dan tanggung jawab yang harus kita selesaikan di kantor maka kita harus fokus untuk segera menuntaskannya. Karena itulah hal terpenting yang harus menjadi poin utama perhatian kita di tempat kerja.

Kedelapan, cepat-cepat minta maaf ketika secara sengaja maupun tidak sengaja berbuat kesalahan kepada rekan kerja. Jika secara sadar maupun tanpa sadar kita memiliki kesahan kepada rekan kerja maka seharusnya kita dapat cepat-cepat minta maaf. Jangan gengsi untuk meminta maaf jika kita memang memiliki kesalahan.

Kesembilan, bersikap tabayyun dengan sesama rekan kerja. Menurut hemat saya, tabayyun bisa dipahami sebagai proses konfirmasi atau jalan mencari sebuah kebenaran. Ketika ada hal-hal praduga kepada seorang rekan kerja maka kita perlu terlebih dahulu mengkonfirmasi ke orang yang bersangkutan. Untuk mengetahui mana kebenaran dari suatu informasi yang berkembang diantara sesama rekan kerja maka harus ditanyakan langsung kepada orangnya.



*****

Menjaga habluminannas atau hubungan baik kita dengan saudara, tetangga, serta rekan kerja adalah suatu hal yang harus diwujudkan. Muara dari sikap menjaga habluminannas ini adalah hidup menjadi berkualitas karena terhindar dari toxic person.

Salah satu kunci untuk mendapatkan kualitas hidup adalah, senantiasa mempermudah urusan orang lain. Hal tersebut bisa diterapkan kepada saudara, tetangga dan rekan kerja. Hal yang sama akan kita tuai ketika kita berbuat seperti itu. Kebaikan-kebaikan akan mendatangi kita di waktu dan momen yang tak disangka-sangka.

Oleh sebab itu, marilah kita senantiasa menjaga habluminannas sepanjangn hidup kita.

Semoga kebaikan-kebaikan selalu menyertai kita semua. Aamiin.

Salam. [Akbar Pitopang]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun