Mohon tunggu...
Aji Rahmat Sentosa
Aji Rahmat Sentosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - PenaAbstrak

Seorang pecundang yang malas menulis. Menantikan kebahagiaan namun tidak menjemputnya. Hingga datang suatu massa, hanya bernafas tanpa bergerak. Menunggu keajaiban datang. Temui saya juga di @ajirahmat29

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Fenomena dan Struktur Kebahasaan pada Puisi Emha Ainun Najib dan Taufiq Ismail

13 Februari 2021   14:41 Diperbarui: 13 Februari 2021   15:32 4725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengukur jalanan seharian

Begitu terdengar suara azan

Kembali tersungkur hamba

Ada sajadah panjang terbentang

Hamba tunduk dan rukuk

Hamba sujud dan tak lepas kening hamba

Mengingat Dikau

Sepenuhnya.

Puisi Sajadah Panjang buah karya Taufiq Ismail merupakan puisi yang mengangkat tema keagamaan (religi). Tidak jauh berbeda dengan puisi Ketika Engkau Bersmbahyang karya Emha Ainun Najib (Cak Nun). Keduanya mengangkat tema tentang keagamaan. Mengingat hal tersebut, bahwa Taufiq dan Cak Nun merupakan penyair yang turut serta menaruh pehatiannya pada ranah keagamaan yang merupakan salah satu tujuannya dalam berdakwah yang dilakukan secara tidak langsung dalam bentuk puisi. Menariknya kedua puisi ini benar-benar mengingatkan kita tentang perjalanan hidup yang akan berakhir dalam sebuah peristirahatan yang kekal.

Melalui puisinya, Taufiq memasukan gaya bahasa metafora seperti pada kalimat Ada sajadah panjang terbentang. Dalam maknanya, sajadah panjang merupakan simbol alat yang digunakan umat muslim untuk beribadah dengan cara salat.

Memaknai puisi Sajadah Panjang, Taufiq memberikan penggambaran bahwa perjalanan manusia semasa hidup, tidak selalu mengerjakan urusan duniawi saja, melainkan harus selalu mengingat dan melaksankan kewajiban sebagai umat muslim demi mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun