Metafora Sajadah panjang adalah metafora yang jelas mendekatkan kita pada simbol Islam. Tapi yang terpenting sebenarnya adalah kenyataan bahwa metafora itu merupakan simbol pengabdian total. Melalui metafora itu, Taufiq hendak melukiskan dirinya sendiri sebagai seorang yang selalu "tunduk dan sujud" di hadapan Tuhan.
Tidak hanya gaya bahasa metafora, dalam puisi Sajadah Panjang juga terdapat gaya bahasa repetisi. Dalam wujudnya terdapat pada kalimat sajadah panjang itu sendiri, Jelas bahwa dalam penyampaiannya, Taufiq ingin memberikan makna yang benar-benar mengingatkan pembaca terhadap pentingnya melaksanakan kewajiban salat meski dalam keadaan yang disibukkan dengan urusan duniawi.
Hasil analisis terhadap puisi Sajadah Panjang karya Taufiq Ismail bahwa terdapat fenomena kehidupan yang berhubungan erat dengan urusan agama. Hal ini kembali ditegaskan berualang-ulang oleh Taufiq seperti dijelasakan sebelumnya pada kalimat sajadah panjang. Menyimpulkan sepenuhnya bahwa dengan salat didasari pula dengan sajadah panjang terbentang itu mengingatkan dalam setiap aktivitas harus selalu ingat dalam melaksanakan perintah lima waktu.
2. Kesimpulan
Puisi Ketika Engkau Bersembahyang karya Emha Ainun Najib dan puisi Sajadah Panjang karya Taufiq Ismail merupakan dua bentuk karya sastra yang memiliki persamaan dalam mengangkat sebuah tema. Yakni tentang keagamaan. Meskipun demikian, terdapat beberapa perbedaan diantaranya dalam teknik penulisan. Dalam puisi ini, Emha Ainun Najib lebih dominan dalam mengelola gaya bahasa. Di antaranya terdapat gaya bahasa metafora dan personifikasi. Selain itu, juga terdapat gaya bahasa hiperbola yang semakin mengajak pembaca terbawa hanyut dalam suasana. Berbeda dengan puisi Taufik Ismail. Dalam puisinya lebih terkesan ringan untuk memaknai kalimat dari setiap bait-baitnya. Namun unsur estetika yang dirasakan tetap ada yang menjadikannya harmonis dan realistis.