Mohon tunggu...
Aji Rahmat Sentosa
Aji Rahmat Sentosa Mohon Tunggu... Mahasiswa - PenaAbstrak

Seorang pecundang yang malas menulis. Menantikan kebahagiaan namun tidak menjemputnya. Hingga datang suatu massa, hanya bernafas tanpa bergerak. Menunggu keajaiban datang. Temui saya juga di @ajirahmat29

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Fenomena dan Struktur Kebahasaan pada Puisi Emha Ainun Najib dan Taufiq Ismail

13 Februari 2021   14:41 Diperbarui: 13 Februari 2021   15:32 4725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gaya bahasa yang digunakan dalam puisi Ketika Engkau Bersembahyang, hasil analisis menunjukkan adanya wujud gaya bahasa personifikasi yakni gaya bahasa yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup. Nampak pada bait berikut.

Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucapkan allahu akbar

Ruku' lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujudmu menangis

Bacaan Al-Fatihah dan surah
Membuat kegelapan terbuka matanya

Pada bait pertama contoh di atas, merupakan sebuah bentuk gaya bahasa personifikasi yang membandingkan secara langsung benda mati  seolah-olah hidup. Partikel udara dan ruang hampa bergetar. Dalam kalimat ini, udara dan ruang hampa seolah-olah bergetar layaknya benda hidup.  Namun, dalam kenyataannya udara dan ruangan merupakan benda mati yang tidak bisa bergetar dan mengucapkan takbir. Tujuan penulis ini untuk lebih menambahkan unsur estetika dalam penulisannya agar esensi dari kalimat tersebut dapat lebih tersampaikan kepada pembaca. Begitupan pada bait selanjutnya. Hal yang serupa seperti yang telah dijelaskan di awal, Emha benar-benar konsisten dalam pemilihan katanya.

Selain itu, adapula gaya bahasa metafora yang peneliti temukan. Gaya bahasa metafora merupakan gaya bahasa kiasan sejenis perbandingan namun tidak menggunakan kata pembanding seperti pada kalimat berikut.

Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup

Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup

Kutipan bait dalam puisi tersebut merupakan jenis gaya bahasa metafora yang secara langsung melukiskan berdasarkan persamaan untuk medeskripsikan suatu kalimat dengan bentuk pengelompokkan kata.

Sejalan dengan latar belakang kehidupan Emha Ainun Najib atau Cak Nun dikutip dari Wikipedia bahasa Indonesia, Emha merupakan seorang tokoh intelektual muslim Indonesia sekaligus seorang penyair yang telah melahirkan banyak karya tentang keagamaan. Maka fenomena dalam setiap karya yang dilahirkannya tidak heran jika selalu bersentuhan dengan ranah sosial, agama, dan budaya termasuk dalam puisi Ketika Engkau Bersembahyang.

Pendeskripsian awal dalam puisi Ketika Engkau Bersembahyang ialah tentang kekuatan/keajaiban dari gerakan-gerakan di dalam salat, dari mulai takbir, membaca Al-Fatihah dan surah, doa, berdiri tegak, rukuk hingga sujud. Takbir menggambarkan tentang pengagungan kepada Dzat yang telah menciptakan manusia (Allah SWT), yaitu ketika takbir diucapkan dalam salat, pintu-pintu langit (kebaikan) akan terbuka, dan memberikan kebaikan kepada pelaksananya. Bacaan al Fatihah dan surah dalam salat, mampu menerangkan manusia dari keadaan yang gelap, baik kegelapan hati, pikiran dan yang lainnya. Setiap doa yang dipanjatkan dalam salat, akan diijabah oleh Allah SWT, dan akan dibentangkan jembatan cahaya yaitu berupa kabaikan dalam hidup di dunia maupun di akhirat. Berdiri dalam salat mengajarkan manusia untuk tagar dan kokoh dalam menghadapi cobaan, membela kebajikan dan menegakkan keadilan. Rukuk dalam salat mengajarkan manusia untuk tidak berlaku sombong, sebab ketika rukuk manusia akan memandangi/mengingat asal dari penciptaan manusia. Sujud dalam salat harus dilakukan dengan kekhusyukan.

  • Puisi Sajadah Panjang Karya Taufiq Ismail

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun