Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau
Sepenuhnya.
Puisi Sajadah Panjang buah karya Taufiq Ismail merupakan puisi yang mengangkat tema keagamaan (religi). Tidak jauh berbeda dengan puisi Ketika Engkau Bersmbahyang karya Emha Ainun Najib (Cak Nun). Keduanya mengangkat tema tentang keagamaan. Mengingat hal tersebut, bahwa Taufiq dan Cak Nun merupakan penyair yang turut serta menaruh pehatiannya pada ranah keagamaan yang merupakan salah satu tujuannya dalam berdakwah yang dilakukan secara tidak langsung dalam bentuk puisi. Menariknya kedua puisi ini benar-benar mengingatkan kita tentang perjalanan hidup yang akan berakhir dalam sebuah peristirahatan yang kekal.
Melalui puisinya, Taufiq memasukan gaya bahasa metafora seperti pada kalimat Ada sajadah panjang terbentang. Dalam maknanya, sajadah panjang merupakan simbol alat yang digunakan umat muslim untuk beribadah dengan cara salat.
Memaknai puisi Sajadah Panjang, Taufiq memberikan penggambaran bahwa perjalanan manusia semasa hidup, tidak selalu mengerjakan urusan duniawi saja, melainkan harus selalu mengingat dan melaksankan kewajiban sebagai umat muslim demi mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.