3. Pendekatan Struktural
Pendekatan struktural merupakan pendekatan pembelajaran bahasa yang dilandasi oleh asumsi yang menganggap bahwa bahasa adalah seperangkat kaidah. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa harus mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah bahasa atau tata bahasa. Dalam hal ini, pembelajaran lebih menekankan pada pengetahuan tentang fonologi, morfologi, dan sintaksis. Dengan demikian pengetahuan bidang kognitif bahasa lebih diutamakan. Kelebihan pendekatan ini adalah siswa akan semakin cermat dalam menyusun kalimat, karena mereka memahami kaidahnya.Â
4. Pendekatan Keterampilan
Setiap individu, sejak lahir, memilik kemampuan dasar yang dapat berkembang melalui pembinaan dan pelatihan. Dalam proses belajar, terdapat kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan intelektual, sosial, dan fisik. Pendekatan keterampilan proses menjadi landasan dalam pembelajaran, di mana setiap keterampilan memiliki beberapa subketerampilan yang perlu diperkuat melalui latihan.
Keterampilan proses berperan sebagai alat untuk menemukan dan mengembangkan konsep, yang pada gilirannya mendukung perolehan keterampilan proses itu sendiri. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dan konsep membentuk sikap dan nilai dalam diri siswa, seperti ke telitian, kreativitas, kritis, objektivitas, tenggang rasa, tanggung jawab, kejujuran, keterbukaan, kerjasama, ketekunan, dan sebagainya.
5. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasionalis dikenal sebagai aliran mentalis yang dipelopori oleh chomsky. Aliran ini muncul dalam bidang bahasa dan pengajaran bahasa pada tahun 1960-an. Adapun asumsi-asumsinya adalah:Â
a. Manusia adalah satu-satunya yang dapat belajar bahasa.
b. Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat digunakan dalam berpikir.
c. Bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh aturan-aturan tatabahasa.
Aturan-aturan tata bahasa bertalian dengan tingkah laku kejiwaan. Dengan pendekatan ini muncul metode verbal aktif yang merupakan perbaikan dari metode langsung.