Menurut Ramelan yang merujuk pada Anthony (dalam Zuchdi 1996: 29), berbagai asumsi dalam bahasa berkaitan erat dan terkait dengan sifat bahasa serta pengajaran bahasa. Pendekatan diartikan sebagai dasar teoretis untuk metode tertentu. Terdapat beragam asumsi tentang bahasa, termasuk pandangan bahasa sebagai kebiasaan, sebagai sistem komunikasi yang esensialnya dilisankan, dan sebagai seperangkat kaidah.
1. Pendekatan Formal
Pendidikan formal merupakan pendekatan klasik dan tradisional dalam pembelajaran bahasa. Pendekatan ini didasarkan pada anggapan bahwa pembelajaran bahasa merupakan kegiatan rutin yang konpensional, dengan mengikuti cara-cara yang telah biasa dilakukan berdasarkan pengalaman. Oleh karena itu, pendekatan ini tidak memiliki latar belakang teoritis.
2. Pendekatan Empirik
Pendekatan empirik, juga dikenal sebagai pendekatan behavioris atau mekanis, merujuk pada suatu aliran yang berakar pada pengalaman dan terinspirasi oleh psikologi behavioristik. Nama "empirik" muncul karena pendekatan ini berdasarkan pengalaman, sedangkan "behavioris" karena dipengaruhi oleh konsep-konsep psikologi behavioristik.Â
Secara mekanis, pendekatan ini mencerminkan sifat mekanistik dari tingkah laku dalam psikologi behavioristik, dengan tokoh seperti Skinner sebagai perwakilan utama. Asumsi-asumsi dalam pendekatan ini mencakup:
a. Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan.
b. Bahasa adalah rangkaian kebiasaan.
c. Bahasa yang sewajarnya adalah yang digunakan penuturnya, bukan yang seharusnya diujarkan.Â
d. ajarkanlah bahasa, dan bukan tentang bahasa.
e. Tidak ada dua bahasa yang sama. Metode pembelajaran bahasa yang sesuai dengan pendekatan mekanis ini adalah metode aural oral, metode mimikri memorisasi, metode drill.Â