Menemukan Bimo bagiku seperti menemukan seteguk air dipadang tandus, filosofi hidup seperti yang diamalkan Bimo tidaklah terlalu dipedulikan oleh kalangan milenial sekarang ini, yang mengikuti perubahan arus yang begitu cepat, dan mudah terkontaminasi oleh gaya hidup kekinian.
BAB VI. MENGASAH KEMAMPUAN
Bimo kasih banyak pilihan buat aku, tentang hal-hal yang biasa aku kerjakan. Dia ingin melihat dari sekian pilihan, apa yang bisa menjadi passion-ku. Aku disuruh buat surat cinta yang ditujukan kepada dia, ini cara dia ingin mengetahui isi hatiku. Aku tulis surat cinta itu begini:
Bimo, kalau ada laki-laki yang paling aku cintai saat ini adalah kamu, dan aku tahu kalau kamu adalah jodoh dari Tuhan, yang disiapkan memang untukku
~Aini~
Bimo tersenyum puas membaca surat yang aku tulis, lalu dia mengambil drawing book aku diatas meja kerja Ayahku. Lalu Bimo menanyakan padaku,
"Diantara menulis dan menggambar fashion, mana yang membuat kamu lebih enjoy dan bergairah dalam mengerjakannya?
Aku bilang; " Dua-duanya aku enjoy mengerjakannya, tapi yang membuat aku bergairah ya menulis mas"
"Tekunilah salah satunya dulu, yang memungkinkan kamu bisa mengembangkan kemampuan"
Menurut Bimo; setiap manusia itu sudah dianugerahi masing-masing bakat dan kemampuan oleh Tuhan, dan itu harus digali dan diasah, agar dengan bakat dan kemampuan itu kamu bisa hidup.