"Itu tandanya Tuhan menginginkan kamu untuk menghasilkan sesuatu tanpa tergantung pada orang lain.."
"Hikmahnya, kamu terpacu untuk menggunakan kemampuan yang kamu miliki.."
Bayangkan, sedikitpun dia tidak mendukung kekecewaanku, dia tidak ingin su'udzon dengan perusahaan tersebut, dia mengalihkannya untuk memotivasi aku, agar aku lebih percaya pada kemampuanku sendiri. Dalam hatiku terucap,
"Subhanallah, malaikat seperti apa yang engkau kirim kepadaku ya Allah"
Aku begitu bersyukur dengan berbagai motivasi yang sudah diberikan Bimo, dari hal-hal yang sederhana bisa menjadi sesuatu yang memberikan manfaat yang sangat besar.Â
Sepanjang dua tahun hubunganku dengan Bimo, entah berapa banyak manfaat yang aku dapatkan. Sekarang aku hanya tinggal menjalankannya.
Aku akan hadapi hidup ini sesuai dengan fitrahku sebagai manusia, apapun yang akan aku lakukan semata untuk mengabdi kepada Allah. Itulah cara untuk meringankan beban dari setiap apa yang akan aku lakukan. Begitulah tuntunan yang selalu diberikan Bimo semasa hidupnya.
Aku memulai menggali kemampuanku dalam menulis. Dengan menulis semua perjalanan hidupku, aku berharap bisa memulai karirku dalam menulis. Dengan bisa melihat tentunya akan lebih mudah bagiku untuk menulis. Masih sangat panjang kisah perjalanan hidupku yang bisa aku tuliskan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H