"Sambil makan mas akan cerita soal filosofi sayur lodeh"
Bimo selalu punya cara untuk membangkitkan rasa cintaku padanya. Keluasan pengetahuannya tentang berbagai hal, semakin meneguhkan cintaku padanya. Bahkan makanan pun bukan cuma untuk sekedar dimakan, dia pelajari filosofi dibalik makanan tersebut, yang menjadi alasan untuk menyukainya.
"Komponen pokok sayur lodeh yaitu labu kuning yang dalam bahasa Jawa disebut waluh memiliki arti wal itu artinya lepas, dan luh itu adalah airmata.
" Artinya memakan sayur lodeh, secara filosofis akan melepaskan derita dan airmata"
"Apa lagi kalau lagi lapar berat Aini, maka akan menghilangkan kesedihan karena lapar"
Begitulah cara dia selalu menghidupkan situasi dalam setiap pertemuan. Selalu menyisipkan candaan yang membuat aku semakin terpesona pada dia. Selama mengenal dia selama dua tahun, belum sekalipun kami bertengkar. Itu karena dia lebih banyak mengalah dan memaklumi aku.
"Santan dalam sayur ini juga menjadi simbol penawar racun duniawi. Karena kemewahan dunia justru bisa menjadi racun"
Selalu ada pesan dalam setiap ucapannya yang terkesan tidak menggurui, sehingga apa yang disampaikannya sangat mengena di hati. Padahal bagiku sayur lodeh hanyalah menu makanan biasa, yang hampir setiap orange menyukainya, tapi bagi Bimo sayur lodeh tidak sesederhana yang aku pikirkan.
Kami menikmati sayur lodeh tersebut penuh dengan nikmat dan rasa syukur, berharap berbagai kebaikan dari memakannya, sehingga dua mangkuk sayur lodeh dan satu porsi ikan bawal bakar yang tersaji, tuntas habis kami makan.
Oh ya, lagi-lagi dia tahu kalau aku sangat menyukai bawal bakar, dia begitu yakin kalau aku pasti menyukainya. Dan memang aku adalah penggemar bawal bakar, khususnya bawal laut. Hal-hal seperti ini semakin memperkuat rasa cinta kami. Inilah yang membuat aku sulit melupakan Bimo.
Filosofi sayur lodeh itu selalu aku ingat, sehingga ketika aku memasak sayur lodeh aku memasaknya dengan penuh khidmat. Aku ingin sayur lodeh yang aku masak bisa dinikmati Bimo sesuai dengan kandungan filosofi didalamnya. Penuh dengan rasa cinta dan sungguh-sungguh memasaknya.