Ada lagi yang dipanggil "bang" dan langsung mengasumsikan "Tampang gue kayak tukang bakso ya sampai bisa dipanggil bang?" Astaga, apa panggilan yang sebenarnya adalah bentuk menghargai itu kedengarannya bikin kalian sampai merasa bagaimana? Tampang tukang bakso itu kayak gimana, sih? Coba cek di Google, Tukang bakso mirip James Bond, tukang bakso mirip Dude Herlino. Bahkan mereka lebih tenar ketimbang elu yang ogah dimiripin sama mereka. KZL!  Â
Ada pula salah satu teman saya di media sosial, sebuat saja namanya Anu. Saya kerap membaca postingannya yang menyebutkan bahwa Valentine, Halloween, Prom Night Party adalah #bukanbudayakita.
Menurut dia dan segenap komentator-komentator yang mendukungnya, kebanyakan dari kita itu terlalu mengikuti budaya kebarat-baratan kalau sampai ikut merayakan. Pernah dia berkomentar di salah satu update status saya soal Halloween. Dia bilang "Di Indonesia nggak ada Halloween Party, adanya main Jalangkung. Situ makan nasi apa roti sih?" Betapa Julidnya dia, kan?
Pada dasarnya saya suka horror, sejak SD sampai setua bangka ini, dan otomatis saya jadi semangat dengan perayaan Halloween itu. Tapi itupun hanya sekedar status Facebook, karena saya juga bingung mau ngajak teman yang mana untuk bikin Halloween Party. Wong saya suruh baca fiksi horror saya aja mereka ogah. Hikz..
Saya jadi ingat awal mula berkawan sama orang itu, saya panggil dia bang dan dia jawab "Panggil nama aja, jangan pake abang/mas. Kaku banget, lu!" Saya jadi mikir, bukankah sapaan semacam itu adalah salah satu budaya kita? Itu bentuk rasa hormat, bukan penghinaan. Akhirnya saya penasaran, teman saya itu sebenarnya orientasi budayanya kemana? Hehehehe.
Saya juga sempat menonton video yang baru-baru ini cukup viral di Facebook tentang seorang wanita  penumpang kereta  yang dari tampilannya memang tidak muda, tapi mendadak emosi pada penumpang lain lantaran dirinya dipanggil nenek.
Cek video di sini ----- https://www.youtube.com/watch?v=K5usWQaZetI
Kronologisnya :
Perempuan belia: "Bu, jangan ngajak ribut dong!"
Ibuk: "Kamu itu yang mulai duluan!"
Perempuan Belia: "Saya cuma salah manggil aja,"