"Tiket? Apa aku tak salah dengar? Segala urusanmu sudah selesai?"
"Ibu ditipu, tidak ada bisnis di negara ini. Ibu harus pulang, semakin banyak orang yang mati di sini."
"Bagaimana bisa?"
"Lakukan saja apa yang ibu perintahkan!"
"Bukankah saat ini semua rute penerbangan memang ditutup? "
"Aku tak peduli, kau cari tiket, kau urus semuanya, atau tidak akan ada lagi kehidupan yang layak untukmu."
 "Kau selalu saja mengancam."dengusku.
"Jangan banyak berkomentar. Aku merasa ada yang aneh, akses bank atas namaku semua terblokir. Ini gila." Suara ibu tiriku terdengar panik. Dan aku hanya mampu tersenyum kecut.
Aku tak peduli dengan ocehannya. Kumatikan sambungan telepon saat itu juga. Aku menghubungi Sarah.
"Terima kasih, walaupun dia belum mati tapi aku puas dia bertahan di sana. Akan kukirimkan lagi sisa uangnya. Sesuai perjanjian kita, kembalikan dia kepadaku dalam keadaan tak bernyawa." Â
-ALA-