Mohon tunggu...
Ajeng DyahKusumasari
Ajeng DyahKusumasari Mohon Tunggu... Freelancer - Stay at home mom

mencintai buku, membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Writing For Healing "Love Letter For Myself" (Catatan Pengalaman)

2 Juni 2022   13:10 Diperbarui: 2 Juni 2022   13:18 650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

quote yang dibuat. Keempat, menulis dengan tujuan sebagai terapi jiwa.

Setelah memaparkan keempat tujuan menulis, Bunda Sinta memberikan pertanyaan kepada

seluruh peserta. Bisakah kita menulis untuk mendapatkan keempat hal di atas? Seorang peserta

menjawab bisa tapi peserta lain lalu menimpali bahwa tidak bisa. Bunda Sinta menyampaikan bahwa

tidak ada jawaban benar atau salah. Ada beberapa buku yang berangkat dari kisah terapi jiwa sang

penulis tapi biasanya itu dipublikasikan setelah penulis merasa sembuh terhadap terapi jiwanya. Hal ini

terjadi karena ketika kita menulis untuk terapi maka kita butuh ketenangan. Tak hanya itu menulis untuk

terapi juga akan mengekspos diri kita sampai jauh terdalam hal-hal yang kelam maupun abu-abu dari

kita. Jadi, sebaiknya jangan buru-buru untuk posting atau di publikasikan. Misalnya kita sedang marah

lalu menulis segala macam kejelekan orang yang menyebabkan kita marah. Tentu saja, hal tersebut

tidaklah bijak. Sebaiknya kita tuliskan saja apa yang menjadi kegundahan kita tanpa perlu posting atau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun