Mohon tunggu...
Ainur Robithoh
Ainur Robithoh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis

Hallo Everyone!!!!! Perkenalkan Nama Saya Ainur Robithoh, kalian bisa memanggilku Ita:), hobiku menulis quote dan menghayal, Mari kita saling kenal, aku adalah seorang mahasiswa aktif dari Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember, disini aku akan memaparkan sebuah artikel dan semoga bermanfaat untuk kalian semua!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Behaviorisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran

3 Juni 2024   18:30 Diperbarui: 4 Juni 2024   22:34 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mempresentasikan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respons yang harus dapat diamati dan diukur. Meskipun dia mengakui adanya perubahan mental dalam proses belajar, Watson berpendapat bahwa hal tersebut tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati atau diukur. Pendekatan Watson dalam teori behavioristik murni didasarkan pada pengalaman empiris dan orientasi pada observasi yang dapat diamati dan diukur.

Dalam hasil pemikirannya, Watson menyatakan 3 dasar konsep utama:
a) Psikologi adalah cabang eksperimental dari ilmu alam, sehingga introspeksi tidak menjadi konsep dasar utamanya.
b) Psikologi dianggap gagal sebagai ilmu alam karena kegagalan dalam membuktikan identitasnya sebagai ilmu alam, terutama karena pengambilan kesadaran sebagai objek studi. Oleh karena itu, Watson menekankan perlunya penghapusan kesadaran dari ruang lingkup psikologi.
c) Objek studi psikologi seharusnya adalah perilaku yang dapat diamati secara nyata.

4. Menurut  Burrhus Frederic Skinner

Menggunakan pendekatan behavioristik untuk menjelaskan tingkah laku dengan menggunakan instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dapat dikontrol melalui proses operant conditioning

5. Menurut Edward Lee Thorndike

Sebelum kita mendalami teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike, mari kita rangkum secara singkat kehidupannya. Edward Lee Thorndike (31 Agustus 1874 - 9 Agustus 1949) adalah seorang psikolog Amerika terkemuka. Dia menjabat sebagai direktur Psychological Corporation dan pada tahun 1912 sebagai presiden American Psychological Association. Pendidikan Thorndike dimulai dengan gelar sarjana dari Wesleyan University pada tahun 1895, lulus dengan gelar master dari Harvard University pada tahun 1896, dan  gelar sarjana dari Columbia University pada tahun 1898. Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Harvard, ia masuk Columbia Teachers College di bawah bimbingan James McKean Cattell.
Thorndike memandang pembelajaran sebagai interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah faktor yang memperlancar proses belajar (baik berupa pikiran, perasaan, atau tindakan), dan respons adalah tanggapan (termasuk pikiran, perasaan, atau tindakan) yang ditunjukkan seseorang ketika belajar. Berdasarkan pandangan tersebut, Thorndike menjelaskan bahwa perubahan perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran dapat bersifat konkrit (dapat diamati) atau  tidak spesifik (tidak dapat diobservasi). Teori Thorndike dikenal dengan sebutan koneksionisme karena menekankan pada pembentukan hubungan antara rangsangan dan tanggapan. Ia merumuskan tiga hukum pembelajaran:
 -Law of readness (Hukum kesiapan)
Hukum ini menjelaskan bahwa motivasi seseorang memudahkan terjalinnya hubungan stimulus-respon. Terkait dengan hukum ini adalah bahwa keberhasilan belajar seseorang mempunyai dampak yang signifikan terhadap persiapannya sendiri.
-Law of exercise (Hukum latihan)
Hukum ini menjelaskan bahwa dengan meningkatnya pelatihan, hubungan stimulus-respon menjadi lebih kuat, namun dengan berhentinya pelatihan, hubungan ini melemah. Dengan kata lain, ketika individu menerima pelatihan yang sering dan berulang-ulang, keterampilan mereka menjadi lebih kuat. Begitu pula jika keterampilan seseorang tidak dilatih secara terus-menerus, maka ada risiko kemampuannya melemah hingga pada titik kepunahan total.
-Law of effect (Hukum efek)
Hukum ini menerangkan bahwa kuatnya hubungan antara stim- ulus dan respons tergantung pada reaksi yang ditunjukkan. Apabila respons yang ditunjukkan oleh individu adalah sebuah kesenangan maka respons tersebut akan diulang untuk dipertahankan. Namun, jika respons yang ditunjukkan tidak menyenangkan maka respons tersebut akan dihentikan.

Aliran teori ini hanya memprioritaskan tingkah laku yang terlihat saja, kemudian tingkah laku tersebut dapat diukur maupun diramalkan. Teori ini lebih dikenal dengan teori belajar, hal ini karena seluruh tingkah laku individu yang ditunjukkan merupakan hasil belajar. Belajar di sini mengarah pada perubahan tingkah laku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Teori ini tidak memandang suatu individu baik atau buruk serta rasional ataupun emosional. Teori behavioristik ini lebih menekan- kan bagaimana tingkah laku individu dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar. Intinya teori ini lebih menitikberatkan pada perilaku individu, hal ini karena individu merupakan makhluk reaktif yang menunjukkan respons terhadap lingkungan sekitar sehingga pengalaman dan pemeli- haraan dapat membentuk tingkah laku individu.

Percaya bahwa belajar melibatkan hubungan antara apa yang kita alami (stimulus) dan bagaimana kita bereaksi terhadapnya (response). Dia menyatakan bahwa stimulus bisa berupa apa pun yang memicu belajar, seperti pikiran, perasaan, atau peristiwa, sementara respons adalah tanggapan yang kita berikan, bisa berupa perasaan, tindakan, atau reaksi lainnya. Menurut Thorndike, belajar melalui hubungan stimulus dan respons mengikuti hukum-hukum tertentu: kesiapan, latihan, dan akibat. Hukum kesiapan menyatakan bahwa ketika seseorang siap untuk belajar, aktivitas yang menyenangkan cenderung diperkuat. Hukum latihan menyatakan bahwa praktik membuat keterampilan lebih kuat. Hukum akibat menyatakan bahwa respons yang menyenangkan cenderung diperkuat, sedangkan respons yang tidak menyenangkan cenderung dikurangi..

6. Menurut Chark Hull

Mengatakan bahwa ketika kita belajar, dorongan biologis seperti kebutuhan dan kepuasan berperan penting. Meskipun respons yang muncul bisa bermacam-macam, penguatan perilaku selalu terkait dengan kondisi biologis. Hull juga memperkenalkan empat konsep utama, seperti penguatan yang lebih dari sekadar memuaskan kebutuhan biologis tetapi tidak membuat kepuasan. Ada juga peran penting variabel organisme dalam hubungan antara motivasi dan tanggapan, yang membuat Hull dianggap tidak sepenuhnya sebagai penganut teori behavioristik. Belajar dianggap terjadi ketika keseimbangan biologis terpenuhi, dengan pengaruh biologis yang diutamakan seperti yang diajukan oleh Charles Darwin. Hull juga memperkenalkan teori deduktif-hipotetis, yang menekankan pentingnya teori dalam pengembangan ilmu psikologi.

D. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Behaviorisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun