Mohon tunggu...
Ainur Robithoh
Ainur Robithoh Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis

Hallo Everyone!!!!! Perkenalkan Nama Saya Ainur Robithoh, kalian bisa memanggilku Ita:), hobiku menulis quote dan menghayal, Mari kita saling kenal, aku adalah seorang mahasiswa aktif dari Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Shiddiq Jember, disini aku akan memaparkan sebuah artikel dan semoga bermanfaat untuk kalian semua!!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Behaviorisme dan Penerapannya dalam Pembelajaran

3 Juni 2024   18:30 Diperbarui: 4 Juni 2024   22:34 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

B. Tujuan Belajar Menurut Aliran Teori Belajar Behaviorisme 

Menurut teori behavioristik, tujuan pembelajaran ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan kreativitas. Meskipun kreativitas sering dianggap remeh, namun sebenarnya kreativitas memiliki hubungan yang erat dengan kemampuan yang dimiliki oleh individu berbakat. Namun demikian, kreativitas sebenarnya dapat tumbuh dari dalam diri setiap individu jika dirangsang dengan baik. Meta Octa Riany (2023) menyatakan hal ini. Menurut Frome (dalam Abdussalam, 2005), kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan dapat dilihat atau didengar oleh orang lain.

Pembelajaran dalam konteks ini dipandang sebagai kegiatan "mimetik", di mana siswa diminta untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang telah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran seringkali menekankan pada keterampilan individu atau akumulasi fakta yang mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran ini biasanya mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga kegiatan pembelajaran lebih banyak bergantung pada buku teks atau bahan bacaan yang wajib, dengan penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali isi bahan tersebut.
Tekanan belajar dan evaluasi hasil belajar dalam konteks ini cenderung menekankan respons pasif, keterampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan tes kertas dan pensil. Evaluasi hasil belajar mengharapkan jawaban yang benar, di mana jika siswa dapat menjawab "benar" sesuai dengan harapan guru, hal ini menandakan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.
Selain itu, evaluasi pembelajaran sering dipandang sebagai bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran itu sendiri, dan umumnya dilakukan setelah selesainya kegiatan pembelajaran.

C. Aliran Belajar Menurut Para Ahli

1. Menurut Ivan P.Pavlov.

Mengenal biografi singkat Ivan Petrovich Pavlov (18 September 1849-7 Februari 1936). Beliau dilahirkan di Rusia. Beliau adalah keturunan pendeta, sedari kecil memang dididik untuk mengikuti langkah ayahnya yang dimana ia pernah sekilah di Seminari Teknologi. Namun, dia putus sekolah dan dipindahkan ke Universitas St. Peterburg. Hal ini terjadi karena ia merasa tidak layak menjadi  pendeta. Ia lebih memilih belajar  kedokteran sebagai ahli fisiologi dan menerima gelar doktor pada tahun 1879. Ia juga Profesor Fisiologi di Akademi Kedokteran Kekaisaran Rusia.

Ivan Petrovich Pavlov menemukan proses yang disebut pengkondisian klasik melalui percobaannya dengan anjing. Dalam percobaan itu, dia memasangkan perangsang asli dan netral dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang hingga memunculkan reaksi yang diinginkan. Pendekatan Pavlov dan para ahli lainnya sangat dipengaruhi oleh pandangan behaviorisme, yang menilai gejala kejiwaan dari perilaku seseorang. Bakker juga menyatakan bahwa perilaku adalah hal yang paling penting dalam kehidupan manusia. Pavlov percaya bahwa dengan menggunakan rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat diubah sesuai keinginan. Dia melakukan percobaan dengan binatang, seperti anjing, karena percaya bahwa binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun, manusia secara hakiki berbeda dengan binatang. Pavlov melakukan percobaan dengan memotong leher seekor anjing untuk mengamati kelenjar air liurnya. Ketika makanan ditampilkan, air liur anjing tersebut keluar. Sebelum makanan, sinar merah ditampilkan, dan air liur anjing pun mulai keluar. Setelah dilakukan berulang-ulang, sinar merah saja sudah cukup untuk membuat air liur anjing keluar. Makanan adalah rangsangan alami, sementara sinar merah adalah rangsangan buatan. Percobaan yang dilakukan Pavlov menunjukkan bahwa rangsangan buatan dapat menciptakan kondisi untuk timbulnya respons pada anjing tersebut.

Adapun secara ringkas perumusan dan gambar pada teori ini sebagai berikut:
1.US memunculkan UR
Makanan → Air liur
US (Unconditioned Stimulus) =
Stimulus Alami
UR (Unconditioned Response) =
Respons Alami
2.NS tidak memunculkan respons apa pun
Bunyi bel → Tidak ada respon
NS (Neutral Stimulus) =
Rangsangan Saja.
3.NS+US memunculkan UR
Bunyi bel disertai makanan → Air liur
NS (Neutral Stimulus) =
Rangsangan Saja
US (Unconditioned Stimulus) =
Stimulus Alami
UR (Unconditioned Response) =
Respons Alami.
4.CS memunculkan CR
Bunyi bel → Air liur
CS (Conditioned Stimulus) =
Stimulus yang dikondisikan
CR (Conditioned Response) =
Respons yang telah dikondisikan.

2.Edwin Guthrie

Edwin Guthrie memakai variabel relasi antara stimulus dan respons untuk menjelaskan proses pembelajaran. Akan tetapi, ia menegaskan bahwa stimulus tidak selalu terkait dengan kebutuhan atau pemenuhan biologis semata. Guthrie menjelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respons umumnya hanya bersifat sementara, oleh karena itu, dalam konteks pembelajaran, peserta didik sebaiknya diberi stimulus secara rutin agar keterkaitan antara stimulus dan respons menjadi lebih stabil. Guthrie menyarankan agar respons yang timbul menjadi lebih kuat dan bahkan bertahan, perlu diberikan berbagai stimulus yang berkaitan dengan respons tersebut. Selain itu, Guthrie meyakini bahwa hukuman memegang peran penting dalam proses pembelajaran. Hukuman yang diberikan pada waktu yang tepat dapat mengubah kebiasaan dan perilaku seseorang.

3.Menurut Jhon Watson

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun