Mohon tunggu...
Aisyah Shafiyyah Arsy
Aisyah Shafiyyah Arsy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa-Universitas Airlangga

Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aku Ingin Mencintai Melalui Sajak-Sajak Sapardi Djoko Damono

20 Desember 2023   10:02 Diperbarui: 20 Desember 2023   10:05 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Puisi di atas merupakan isi dari puisi yang bertajuk 'Aku Ingin' karya Sapardi Djoko Damono. Puisi yang ditulis oleh Sapardi  pada tahun 1989 memperlihatkan karakter penyair dalam memilih diksi kata, sehingga tersusunlah rangkaian kalimat indah yang dapat membuat pembacanya terpanah oleh karya tulisnya. Dalam puisi tersebut seolah penyair ingin menyampaikan rasa cintanya dengan sederhana kepada seseorang yang Ia cintai melalui pesan yang bermediakan sajak-sajak puisi.

Pada awal saat pembacaan puisi, kita cenderung akan dibuat bingung dengan maksud dari puisinya karena memang karakter karya sastra puisi adalah memiliki bentuk second modeling system dan tidak habis dalam satu kali baca. Sebagaimana yang diungkapkan Riffaterre (1978) bahwa sastra menyampaikan pesannya melalui ketidaklangsungan ekspresi, melalui simbol-simbol tertentu. Selain itu karya sastra juga sebagai modus komunikasi untuk menyampaikan pesan antara pengarang dengan pembaca, meskipun penerimaan pesan dapat dikatakan tidak mudah karena di dalamnya juga akan terdapat noise (hambatan) dalam menemukan maknanya maknanya. Oleh karena itu pemahaman dan pemaknaan pembaca sangat diperlukan.

Pada bait pertama (baris pertama hingga ketiga) memiliki kesamaan pada bait kedua (baris keempat sampai keenam). Namun terdapat perbedaan pada pengambilan diksi penyair. Pada bait pertama, pengambilan diksi yang berbeda dari bait kedua adalah kata, kayu, api, abu. Pemilihan diksi-diksi tersebut seakan menggambarkan serangkaian peristiwa, kata diibaratkan sebagai kayu, yang apabila dibakar menggunakan api akan menjadi abu dan keduanya pun akhirnya menjadi tiada. Sedangkan pada bait kedua pengambilan diksi yang berbeda dari bait pertama adalah isyarat, awan, hujan, tiada. Pemilihan diksi pada bait kedua ini juga seperti halnya bait pertama yang menggambarkan serangkaian peristiwa. Kata isyarat diibaratkan seperti awan mendung yang akan menurunkan hujan dan kemudian awan mendung tersebut akhirnya pun hilang dan keduanya pula menjadi tiada.

Berdasarkan puisi yang bertajuk 'Aku Ingin' dalam antologi puisi Hujan Bulan Juni (1994) seakan memiliki makna mengenai penyair yang ingin menyampaikan perasaan hasrat cintanya kepada seseorang yang Ia cintai dengan perasaan sederhana yang penuh ketulusan dan penuh kasih sayang. Puisi di atas secara tanda-tanda simboliknya telah menjelaskan mengenai konsep cinta kepada sesama insan manusia. Dari pembahasan pertama ini sudahkah kalian tertarik dan terpesona dengan sajak-sajak puisi Sapardi? Mari kita lanjutkan pada pembahasan kedua.

Langkah kedua dalam proses mencinta adalah melalui konsep cinta yang tumbuh kepada alam. Alam merupakan anugerah atas kekuasaan Tuhan, sebuah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan. Kehidupan yang menjadikan makhluk hidup sebagai pelaku atau tokoh. Pada langkah kedua ini, saya ingin menunjukkan mengenai Sang Penyair Sapardi yang sering menggunakan alam sebagai kiasan. Hal tersebut seakan menjadi alasan mendasari Sapardi sebagai penyair yang mencintai alam.

Dalam salah satu buku antologi puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono terdapat beberapa contoh mengenai alam sebagai kiasan, antara lain sebagai berikut:

(waktu dingin, sepi gerimis tiba-tiba....)   

Pada penggalan puisi tersebut yang terdapat pada buku antologi puisi Hujan Bulan Juni yang berjudul "Gerimis Kecil Di Jalan Jakarta, Malang" (1968), menyebutkan kata 'gerimis' yang mencerminkan fenomena alam. Selain itu terdapat pada puisi yang berjudul "Bunga-Bunga Di Halaman" (1968), sebagai berikut:

mawar dan bunga rumput

di halaman; gadis yang kecil 

(dunia kecil, jari begitu 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun