FOPO bisa memberi dampak yang negatif bagi kehidupan seseorang. Media sosial juga bisa membentuk image atau sebuah perspektif. Misalnya, banyaknya topik mengenai parameter kesuksesan anak muda.
Jadi anak muda dianggap sukses jika sudah memiliki penghasilan atau usaha sendiri di usia 20-an. Alhasil, wacana di media sosial tersebut membuat seseorang mulai membandingkan dirinya.
Akhirnya membandingkan dirinya, sudah usia 30 tahun tetapi belum ada bisnis sendiri dan akhirnya mulai insecure karena hidup tidak sesuai harapan kebanyakan orang.
FOPO ini juga membuat seseorang tidak memiliki kesadaran akan identitas dirinya sendiri. Mereka tidak mengenal dirinya dengan baik. Jika mereka bisa mengatasi hal ini, tentu tak perlu cemas dengan pendapat orang lain atau tidak perlu takut berbeda.
Gak hanya itu, ketakutan dengan pendapat orang lain juga mengakibatkan gangguan kecemasan sosial. Kondisi ini memicu dampak negatif bagi kesehatan mental. Mereka menjadi tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan, semua yang dilakukan semata-mata hanya untuk memenuhi harapan publik.
4. Cara mencegah terjadinya FOPO
Tentunya kamu tak ingin memiliki masalah dengan FOPO kan? Di bawah ini ada beberapa pencegahan yang bisa dilakukan agar fOPO tidak menjadi masalah yang besar. Hal yang paling utama adalah dimulai dari pendidikan di rumah dan sekolah.
Jadi ekosistem pendidikan dibuat agar anak-anak bisa tumbuh dengan kepercayaan diri yang baik. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan mandiri.
Kalau punya energi percaya diri yang bagus tidak akan mudah cemas/FOMO. Karenanya harus dibentuk ekosistem yang menumbuhkan kepercayaan diri dengan memberikan ruang-ruang bagi keunikan setiap manusia," terang Novi.
5. Cara mengatasi FOPO
Bagi kamu yang sudah terlanjur mengalami FOPO, masih ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Mulailah dengan berdialog terkait ketakutan apa, mengapa tidak berani memutuskan, dan lainnya. Hal ini akan membantu mereka cara berpikir dan bersikap.