Mohon tunggu...
Ai Sumartini Dewi
Ai Sumartini Dewi Mohon Tunggu... Guru - Humanis, pekerja keras, dan ulet

Hidup yang singkat hendaknya diisi dengan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Menulis merupakan salah satu kebermanfaatan hidup. Dengan menulis kita merekam jejak hidup dan mengasah otak supaya tetap tajam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengejar Mimpi

8 Januari 2021   09:52 Diperbarui: 8 Januari 2021   10:20 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Apa Gus?" tanya Hani sambil menghampiri Agus.

"Ini surat tolong sampaikan ke kelasnya Asep Setiawan kelas 8 F," kata Agus.

"Oh iya, sini Hani sampaikan ke kelasnya," kata hani sambil mengambil surat dan menuju kelas 8 F. Di perjalanan Hani ketemu Astri.

"Han mau ke mana?" tanya Astri.

"Mau ke kelas 8 F, mau ngasihin surat," kata Hani sambil tetap menuju kelas itu. Dia takut keburu bel masuk.

Sampai jam terakhir berbunyi, Agus tetap di ruangan PMR menahan rasa sakit di kakinya. Tepat pukul 15.00 Ayahnya Agus menelepon karena beliau tidak melihat anaknya di gerbang. Agus biasanya menunggu di jemput ayahnya selalu menunggu di depan pintu gerbang. Agus kaget ayahnya menelepon.

"Halo Yah, asalamualaikum," sapa Agus.

"Waalaikum salam. Kamu di mana Nak?" tanya ayah agus sambil tetep nengak nengok ke kiri dan ke kanan sekolah.

"Iya Yah sebentar, aku ke sana," jawab Agus tampak mencoba menyembunyikan rasa sakitnya. Ia tidak mau ayahnya khawatir dengan sakit di kaki yang dideritanya. Tetapi kali ini sakit di kaki Agus tak dapat ditahan lagi. Walau sudah dipapah Hani dan Lia serta dibarengi Astri dan Euis tetapi tetap enggak bisa kuat dibawa jalan. Dengan terbata akhirnya Agus meminta dipanggilkan ayahnya yang sudah menjemput di pintu gerbang.

"Hani, bisa minta tolong panggilkan ayah aku?" kata Agus sambil meringis.

"Iya Gus, sebentar," kata hani sambil berlari kecil menuju gerbang untuk memanggil ayahnya Agus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun