Mohon tunggu...
Aisofia Hapsari
Aisofia Hapsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Akuntansi - Universitas Airlangga

Aisofia Hapsari Maharani, mahasiswa semester 2 jurusan Akuntansi Universitas Airlangga, telah memainkan drum sejak usia 8 tahun. Dengan dedikasi dalam bidang musik, ia meraih prestasi gemilang dari tingkat kota hingga nasional. Di antaranya, juara 3 Hammer Nasional Drum Competition 2019, Best Talent Mahasiswa Dies Natalis Universitas Airlangga ke-69 pada tahun 2023, serta menjadi salah satu dari lima finalis terbaik Indonesian Drum Percussion tingkat nasional tahun 2020. Prestasi lainnya termasuk menjadi juara 1 Cleo Band Competition tahun 2023. Aisofia memiliki mimpi untuk menjadi seorang auditor dan menciptakan inovasi bisnis baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan

15 Juni 2024   11:39 Diperbarui: 15 Juni 2024   12:05 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembahasan 

            Pada tahun 2015, negara-negara di dunia terutama yang merupakan anggota PBB menyepakati beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan atau sebagai Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs yang memuat 17 tujuan dan 169 target ini dimulai tahun 2016 dan menargetkan tahun 2030 sebagai tahun pencapaian target tujuannya. Dalam SDGs ini, mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi tujuan tersendiri dan tercantum sebagai tujuan ke-5 yaitu "Ensuring women's full and effective participation and equal opportunities for leadership at all levels of decision-making in political, economic and public life".

            Gerakan feminisme telah mengantarkan dunia pada era baru, di mana kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan menjadi pilar penting dalam pembangunan peradaban. Di tingkat nasional maupun global, kesetaraan gender diakui sebagai kunci untuk mencapai kemajuan di berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Pemerintah Indonesia, sebagai anggota PBB, berkomitmen untuk mewujudkan kesetaraan gender. Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Keberadaan kementerian ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak, yang seringkali termarjinalkan dalam masyarakat.

            Sebelum akhirnya perempuan dapat berperan dalam kepemimpinan atau bahkan turut bergabung di sektor pemerintahan, begitu panjang jalan yang dilalui. Terutama menjadi salah satu kelompok yang termarjinalkan oleh konsepsi sosial budaya di masyarakat, yang cenderung patriarkis tanpa memedulikan hak-hak perempupuan. Perlakuan diskriminatif, stigmatisasi buruk, kekerasan, bahkan pelecehan seksual seringkali diterima perempuan. Hal-hal tersebut menjadi alasan utama perempuan tidak berani menampilkan diri di sektor publik.

            Namun, dengan adanya Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (CEDAW), yang ditandatangani pada 1979 dalam konferensi yang diadakan Komisi Kedudukan Perempuan PBB, terdapat perlindungan hak yang diperoleh perempuan, yaitu;

hak dalam ketenagakerjaan,

setiap perempuan berhak memiliki kesempatan kerja yang sama dengan laki-laki. Baik itu dari proses awal seleksi, sampai dengan fasilitas lainnya dalam dunia kerja. Termasuk hak untuk cuti kehamilan dan melahirkan,

hak dalam bidang kesehatan,

hak dalam Pendidikan,

hak dalam perkawinan dan keluarga,

hak dalam kehidupan publik dan politik,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun