Langkah yang tepat dalam menangani agar nilai tukar Rupiah kembali menguat, yaitu peran pemerintah atau fiskal dalam menangani COVID-19. Karena penurunan nilai tukar Rupiah saat ini akibat dari penyebaran visrus tersebut atau sikap masyarakat yang khawatir akan penyebaran yang semakin luas sehingga menekan pertumbuhan ekonomi.
 Apabila pengawasan dari pihak pemerintah kurang baik dan kurang cepat dapat mengakibatlan  psikologis pasar yang lebih besar. Dan nilai tukar rupiah bisa lebih melemah lagi.
Penurunan nilai tukar rupiah ini, mengakibatkan pada pembayaran utang yang berdenominasi dollar Amerika Serikat. Baik dalam bentuk utang pemerintah maupun utang swasta yang semakin tinggi.Â
Bagi pelaku usaha yang bergantung pada impor ke luar egeri juga semakin terpuruk keadaannya. Maka dari itu apabila volatilitas rupiah tidak segera ditangani dengan langkah yang cepat dapat memungkinkan potensi dan bahaya yang semakin terbuka.
Terkait langkah Bank Indonesia untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yakni sebesar 25 bps menjadi 4,50%. Kebijakan tersebut sudah tepat dalam menangani masalah terkait penyebaran virus corona atau COVID-19.Â
Keputusan tersebut sejalan dengan arah suku bunga bank sentral global dimana mereka juga menurunkannya. Langkah ini diperkirakan dapat mengurangi perlambatan ekonomi dalam negeri yang dikhawatirkan akan semakin memburuk kondisinya.
Diharapkan pihak perbankan juga melakukan penyesuaian suku bunga. Karena dapat merangsang para pelaku usaha untuk melakukan ekspansi. Dimana di sisi permintaan haruslah diperkuat agar daya beli masyarakat terjaga dan konsumsi rumah tangga tetap stabil.Â
Bank Indonesia telah memaksimalkan sluruh instrumennya dalam mendorong perekonomian di tengah wabah virus corona ini. Maka diharapkan sektor perbankan untuk menurunkan suku bunga kreditnya.
Penyebaran virus ini memang dinilai dapat melumpuhkan perekonomian secara global. Dalam menangani masalah ini seluruh negara di penjuru dunia saling bahu-membahu dalam mengobati perekonomiannya masing-masing.Â
Pemerintah sangat berhati-hati dalam menerapkan suatu kebijakan dengan terus memantau perkembangan kondisi ekonomi secara global yang saat ini juga sedang dalam masalah yang sama.
Apabila nilai tukar rupiah semakin menurun maka akan berdampak pada perekonomian nasional. Khususnya bagi para pelaku industry yang masih bergantung pada bahan baku impor dari luar ngeri.Â