Mohon tunggu...
Aisha Lintang
Aisha Lintang Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - murid

hobi : menulis dan membaca buku kepribadian : INFP

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Senja dan Bulan

21 Februari 2024   22:38 Diperbarui: 22 Februari 2024   09:52 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mungkin bisa dibilang Senja itu secret admirer-nya Chandra dari aksi nya setiap hari. Tidak jarang Senja membelikan Chandra makanan ringan dengan alasan 'gabut' aja.

Bahkan tidak jarang juga Senja datang dan mengajak Chandra bercanda ria di taman belakang sekolah, tepatnya di bangku taman. Di sana pemandangannya bagus, sejuk pula. Ada juga seekor kucing liar yang kerap datang untuk bermain dengan mereka. Taman itu seperti 'secret hideout' mereka berdua. Hanya untuk bercanda dan bermain, itu saja kok.

Hari ini hari Jum'at, dan kelas mereka sudah dibubarkan, sudah boleh pulang. Karena pada hari itu  para guru tiba-tiba diharuskan untuk mengikuti acara. 

Chandra dan Senja dua-duanya menggunakan jemputan yang berbeda, dan jemputan mereka belum datang. Jadinya mereka berdua menunggu jemputan mereka datang dengan bersantai di taman belakang sekolah. Seperti yang mereka harapkan, kucing itu juga menunggu mereka di dekat sebuah pohon besar di pinggir taman.

Kucing itu berlari dengan keempat kakinya untuk menghampiri Senja dan Chandra. Senja mendekati kucing itu dan menggendongnya dengan senyuman indah terukir di wajahnya. Chandra melihat itu hanya tersenyum tipis dari jauh. 

"Senja! Sini!" Chandra memanggil Senja sembari berjalan menuju bangku taman yang kosong dan duduk di sana. Senja dengan kucing yang ada di gendongannya pergi menyusul Chandra dari belakang, lalu duduk di samping Chandra pada bangku itu. Kucingnya berada di pangkuan Senja sekarang.

"Kenapa? Mau cerita?" tanya Senja sambil memainkan bulu coklat si kucing.

"Sebenarnya, aku tahu kalau kamu suka sama aku. Bener kan?" tutur Chandra dengan santai, yang mana membuat Senja menatap Chandra dengan panik.

Senja tertawa canggung lalu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal hanya untuk menghilankan rasa malu. Ia melihat kesana-kemari untuk mencari alasan, "Eh, enggak kok, Chan. Mana mungkin, kan kita teman doang". 

"Beneran, 'Nja? Aku juga suka kamu padahal" Chandra berkata sambil senyum-senyum malu.

Namun, berbeda dengan Senja. Mata Senja terbelalak dan mulutnya menganga mendengar itu, seperti itu adalah hal yang ia yakin tidak akan pernah ia dengar seumur hidupnya. Senja tidak bisa berkata-kata lagi, sudah memerah pipinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun