"EH ASTAGA, KAMU GAPAPA? MAAF YAAA!" Mela buru-buru berdiri untuk membantu Chandra, dan Senja masih duduk, terpaku pada wajah Chandra. "Iyaa, aku gapapa kok. Maaf juga ya.." Chandra meraih tangan Mela dan kembali berdiri sebab bantuan Mela. Lelaki itu juga berterimakasih pada Mela, masih dengan senyumannya yang tidak pernah pergi dari wajah menawan itu.
Chandra juga melihat kalau Senja masih duduk terpaku dengan wajahnya, Ia tersenyum dan berjalan ke hadapan Senja. Ia kemudian mengulurkan tangannya, "Sini aku bantu berdiri" kata Chandra. Senja masih terpaku dengan pesona indah wajah Chandra, ia terdiam selama sepersekian detik, namun segera ia buyarkan lamunannya dan menerima uluran tangan Chandra. Chandra pun membantu Senja bangun.
Sementara, Mela berdiri di sana sembari memperhatikan interaksi mereka berdua, tanpa sadar ia menyunggingkan sebuah senyuman tipis. Mela tentu tahu perasaan apa yang dirasakan oleh teman dekatnya itu, apalagi jika bukan jatuh cinta?
Bisa dilihat semburat warna merah pada kedua pipi Senja. Chandra hanya tertawa melihat itu, ini baru pertamakali ada seseorang yang tersipu saat berada dekatnya. "Jadi ini tangan aku gak mau dilepasin?" Chandra dengan tawanya berkata pada Senja sambil menunjuk tangannya yang masih digenggam oleh Senja.
Pipi Senja menjadi makin merah karena itu, ia melepas genggamannya dengan cepat dan menyembunyikan tangannya dibelakang punggungnya sambil tertawa canggung. "Eh, maaf ya, Chandra.."
Chandra makin dibuat tertawa sebab jawaban canggung Senja. Di belakang sana, Mela menatap mereka dengan malas sambil bersedekap. Bisa-bisanya temannya malah tersipu-sipu setelah menabrak seseorang?
Mela menatapnya lekat-lekat, hingga akhirnya Senja melihat tatapan Mela. Senja segera mengucapkan terimakasih pada Chandra kemudian berlari ke Mela dengan tangan menutupi pipi merahnya.
"Kenapa kamu? Habis jatuh cinta ya?" tanya si Mela sambil menaik-turunkan alisnya. Senja memelototi Mela, padahal memang benar sih. Senja menggerutu, "Terserah kamu aja deh Mel".
Mereka berdua kembali tertawa dan melanjutkan perjalanan mereka menuju kantin.
***
Hari demi hari, Senja datang lebih pagi dari biasanya hanya untuk melihat Chandra dalam kelasnya.