Mohon tunggu...
Aishah Wulandari
Aishah Wulandari Mohon Tunggu... Freelancer - Writing for legacy

Belajar Belajar Belajar Instagram @aishahwulandari

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setetes Peluh di Antara Setangkup Cinta

4 Januari 2023   17:40 Diperbarui: 4 Januari 2023   17:44 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Paiman melihat temannya mengangkat kembali timba ke bahu. Dia ingin membantu, tetapi beban di bahunya tidak kalah berat dengan air yang dipikul Mbok Ni. Mereka melanjutkan perjalanan yang tinggal sejengkal.

"Akhirnya kamu sampai di rumah juga, Ni. Man, mampir dulu. Aku juga baru sampai," ucap Karjo suami Mbok Ni.

"Aku nggak habis pikir sama kamu. Istrimu kamu biarkan ambil air sendirian di hutan. Memang kamu dari mana saja? Dimana hatimu, Jo?" omel Paiman.

Karjo menggelengkan kepala, prihatin mendengar kalimat Paiman yang suka mengambil kesimpulan sendiri. Kapan kamu berubah, Man, keluh Karjo membatin.

"Pak, jangan lupa nanti rapat di balai RW." 

Mbok Ni mengingatkan sang suami. Dia menaruh bawaannya, lalu beranjak menyandarkan tubuh penatnya di kursi bambu di bawah pohon mangga yang belum berbuah.

 "Alhamdulillah, selesai juga," gumam Mbok Ni sembari memejamkan mata dan mendengarkan perdebatan dua orang lelaki yang dikenalnya semenjak kecil.

"Memangnya kamu tahu alasan mengapa istriku sendirian mengambil air? Jangan asal menyimpulkan sendiri sesuatu yang kamu tidak tahu. Bahaya itu, Man," sahut Karjo kesal. 

"Ni, kamu istirahat dulu atau langsung mandi?" 

Karjo mendekati sang istri. Dia segera mengambil alih timba di samping dipan bambu, dibawanya ke belakang. Netranya berkaca-kaca melihat tandon persediaan air sudah penuh semua. 

'Maafkan aku, Istriku. Kalau bukan karena urusan penting, aku tidak akan membuatmu menderita,' batin Karjo. 'Tunggu sebentar lagi, Istriku Sayang.' 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun