Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isra Miraj dan Pesan Toleransi dalam Shalat

27 Januari 2025   15:46 Diperbarui: 27 Januari 2025   15:46 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi literasi toleransi. (KOMPAS/DIDIE SW)

Ini adalah simbol yang sangat kuat tentang penghormatan terhadap tempat ibadah dan tradisi keagamaan lain. 

Peristiwa ini, menurut saya, ingin mengajarkan kepada kita bahwa Islam tidak datang untuk menghapus jejak agama-agama sebelumnya, melainkan untuk melanjutkan dan menyempurnakan risalah ketauhidan yang telah dibawa oleh para nabi terdahulu. 

Isra Miraj dalam konteks ini, menjadi semacam deklarasi bahwa Islam mengakui adanya kesinambungan risalah kenabian, dan menghargai kontribusi para nabi sebelum Nabi Muhammad dalam membimbing umat manusia menuju jalan kebenaran. 

Ini adalah esensi dari multikulturalisme, yaitu mengakui keberagaman jalan spiritual, namun tetap berpegang pada nilai-nilai kemanusiaan universal.

Shalat Tak Hanya Ritual, Tapi Sebuah Latihan Toleransi Sehari-hari

Ilustrasi literasi toleransi. (KOMPAS/DIDIE SW)
Ilustrasi literasi toleransi. (KOMPAS/DIDIE SW)
Seringkali kita menganggap shalat hanya sebagai kewajiban ritual, serangkaian gerakan dan bacaan yang harus dilakukan lima kali sehari. 

Memang benar, shalat adalah ibadah vertikal, hubungan langsung antara hamba dengan Tuhannya. Namun, jika kita melihat lebih dalam, shalat juga memiliki dimensi horizontal yang sangat kuat, yaitu dimensi sosial dan toleransi.

Salah satu contoh paling nyata adalah ucapan salam di akhir shalat. "Assalamu'alaikum warahmatullah." Ucapan yang ditujukan ke kanan dan ke kiri ini, bukan hanya sekadar formalitas penutup ibadah.  

Lebih dari itu, salam adalah doa, harapan, dan deklarasi perdamaian yang kita sebarkan kepada lingkungan sekitar kita. Dan "lingkungan sekitar" dalam konteks ini, tidak terbatas hanya pada jamaah shalat di masjid, atau sesama Muslim saja. 

Salam dalam shalat adalah pesan perdamaian universal, yang ditujukan kepada semua makhluk Allah, tanpa memandang agama, ras, atau latar belakang apapun.

Menyebarkan Kedamaian Tanpa Batas Agama

Ucapan salam dalam shalat menurut saya, adalah manifestasi nyata dari toleransi eksternal dalam Islam, seperti yang disebutkan dalam artikel yang kita bahas sebelumnya.  

Kita diajarkan untuk menebarkan kedamaian kepada semua orang, bahkan kepada mereka yang mungkin berbeda keyakinan dengan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun