Informasi tentang situs-situs sejarah ini harus mudah diakses oleh masyarakat, sehingga tidak ada ruang bagi informasi yang salah atau menyesatkan untuk berkembang. Â
Seperti yang Prof. Dr. Ayatrohaedi  sampaikan, bagian-bagian palsu dari situs sejarah memang sebaiknya dihilangkan untuk menghindari kesalahpahaman.
Kesimpulan
Fenomena makam keramat palsu ini adalah cermin bagi kita semua. Â
Ini adalah refleksi dari bagaimana nilai-nilai spiritualitas bisa tergerus oleh pragmatisme ekonomi dan kepentingan sesaat. Â
Namun, ini juga menjadi momentum untuk kita berbenah, untuk membangun wisata religi yang lebih bermakna, otentik, dan bertanggung jawab.
***Â
Referensi:
- Tirto.id, (2025) [https: Â //tirto. Â id/fenomena-makam-keramat-palsu-antara-jalan-spiritual-dan-bisnis-g7xL]
- Hidayat, (2019) [http: Â //repository. Â uinsu. Â ac. Â id/8135/1/buku%20kuasa_kelas_bawah_dan_bisnis_berkah_2019. Â pdf]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI