Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ironi Makam Palsu, Bisnis Berkedok Spiritual

25 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 25 Januari 2025   14:36 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ziarah kubur. (KOMPAS/DIDIE SW)

Informasi tentang situs-situs sejarah ini harus mudah diakses oleh masyarakat, sehingga tidak ada ruang bagi informasi yang salah atau menyesatkan untuk berkembang.  

Seperti yang Prof. Dr. Ayatrohaedi  sampaikan, bagian-bagian palsu dari situs sejarah memang sebaiknya dihilangkan untuk menghindari kesalahpahaman.

Kesimpulan

Fenomena makam keramat palsu ini adalah cermin bagi kita semua.  

Ini adalah refleksi dari bagaimana nilai-nilai spiritualitas bisa tergerus oleh pragmatisme ekonomi dan kepentingan sesaat.  

Namun, ini juga menjadi momentum untuk kita berbenah, untuk membangun wisata religi yang lebih bermakna, otentik, dan bertanggung jawab.

*** 

Referensi:

  • Tirto.id, (2025) [https:  //tirto.  id/fenomena-makam-keramat-palsu-antara-jalan-spiritual-dan-bisnis-g7xL]
  • Hidayat, (2019) [http:  //repository.  uinsu.  ac.  id/8135/1/buku%20kuasa_kelas_bawah_dan_bisnis_berkah_2019.  pdf]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun