Walau keputusan Trump bikin khawatir, ada hal positif yang bisa dilihat. Perubahan iklim itu masalah dunia, butuh kerja sama antar negara.Â
Tanpa Amerika Serikat, negara seperti Uni Eropa, China, dan India sekarang ambil alih pimpinan dalam aksi iklim.Â
Contohnya, Uni Eropa tetap komitmen pada Perjanjian Paris walau Amerika keluar. Ini bukti dunia tetap bergerak meski Amerika mundur.
Tapi, cara tiap negara besar ini beda. Uni Eropa fokus pada kebijakan iklim yang kuat dan kasih dana buat negara berkembang.Â
China lebih fokus pada teknologi dan investasi energi terbarukan. Ini bisa bagus buat negara berkembang karena dapat akses teknologi, tapi tetap tidak bisa ganti peran Amerika kasih dana iklim.
Sebaliknya, walau Amerika mundur, negara berkembang harus tetap jalan.Â
Indonesia contohnya, harus lebih aktif dalam diplomasi iklim dunia, kerja sama dengan negara seperti India dan Brasil yang juga punya masalah serupa.Â
Kerja sama antar negara berkembang ini penting buat bikin solusi yang lebih merata dan berkelanjutan.
Kesimpulan
Keputusan Trump untuk menarik AS keluar dari Perjanjian Paris pada 2025 adalah langkah mundur yang memprihatinkan. Namun, kita tidak bisa menyerah begitu saja.Â
Perubahan iklim adalah masalah yang tak mengenal batas negara. Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, harus lebih dari sekadar mengandalkan negara besar seperti AS.Â
Ini saatnya bagi kita untuk memperkuat diplomasi iklim, mempercepat transisi energi terbarukan, dan menggalang kerjasama antarnegara berkembang untuk mencapai solusi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.Â