Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Makassar Pilihan

Bayang-bayang Krisis Transportasi di Kota Daeng

18 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 19 Januari 2025   09:03 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makassar di ambang krisis transportasi 2025? Kemacetan, Trans Mamminasata, dan nasib mobilitas warga jadi sorotan. 

Mari kita bayangkan jam sibuk di Makassar: deru mesin dan klakson kendaraan saling bersahutan, asap knalpot bercampur dengan udara kota, dan jalanan padat merayap dipenuhi mobil serta motor. 

Pemandangan ini, sayangnya, menjadi pemandangan umum di kota-kota besar Indonesia, termasuk Makassar. Pertumbuhan penduduk yang pesat, diperparah lonjakan kepemilikan kendaraan pribadi, menjadi penyebab utama kemacetan. 

Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia Timur, Makassar menghadapi tantangan serupa. 

Analisis dan data memprediksi Makassar berpotensi mengalami krisis transportasi publik pada 2025 jika langkah konkret tidak segera diimplementasikan. 

Transportasi publik yang efisien dan terjangkau krusial bagi mobilitas masyarakat, terutama yang tidak memiliki kendaraan pribadi. 

Tanpa sistem transportasi publik memadai, aktivitas ekonomi, pendidikan, dan sosial masyarakat terancam terganggu signifikan.

Transportasi Publik Makassar Belum Memadai

Permasalahan inti yang dihadapi Makassar adalah ketidakmampuan sistem transportasi publik saat ini untuk mengakomodasi kebutuhan mobilitas warganya yang terus meningkat. 

Pertumbuhan penduduk yang eksponensial dan lonjakan kepemilikan kendaraan pribadi memperburuk situasi ini. Proyeksi krisis transportasi publik pada tahun 2025 bukanlah sekadar prediksi tanpa dasar. 

Data dan analisis yang ada menunjukkan bahwa sistem transportasi publik yang ada, termasuk layanan Trans Mamminasata, masih jauh dari kata ideal. 

Sebagai contoh, tingkat keterisian penumpang Trans Mamminasata masih rendah, mengindikasikan bahwa layanan ini belum sepenuhnya diminati oleh masyarakat. 

Menurut pendapat saya, hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari rute yang kurang strategis, jadwal yang tidak efisien, hingga kurangnya sosialisasi yang efektif kepada masyarakat. 

Selain itu, masalah pendanaan dan subsidi juga menjadi kendala yang signifikan. Jika isu-isu ini tidak segera ditangani secara komprehensif, potensi krisis transportasi di Makassar pada tahun 2025 akan semakin nyata.

Kemacetan Makassar Semakin Mengkhawatirkan

Data dari Kementerian Perhubungan, seperti yang dilansir di situs resminya, menunjukkan bahwa tingkat keterisian penumpang Trans Mamminasata masih di bawah 35%. 

Angka ini sangat rendah dan mengindikasikan bahwa layanan tersebut belum berjalan efektif seperti yang diharapkan.

Lebih lanjut, seperti yang diberitakan oleh Jejakfakta.com, ketidakcukupan subsidi dari pemerintah pusat telah menyebabkan penghentian dua koridor layanan Trans Mamminasata pada awal tahun 2025. 

Hal ini tentu berdampak langsung pada masyarakat yang sebelumnya mengandalkan layanan tersebut untuk beraktivitas. 

Kondisi ini berpotensi meningkatkan penggunaan kendaraan pribadi, yang pada akhirnya akan memperparah kemacetan di Kota Makassar.

Kekhawatiran ini diperkuat dengan data kemacetan di jam sibuk Makassar dari tahun 2024 hingga 2025 dari KabarSulsel dan RakyatSatu, yang menunjukkan bahwa masalah ini masih menjadi tantangan yang signifikan. 

Pada Desember 2024, kemacetan parah melanda Jalan Perintis Kemerdekaan, bahkan mencapai Jalan Urip Sumoharjo, dengan panjang antrean kendaraan diperkirakan mencapai 3 kilometer. 

Kemacetan ini terjadi mulai dari depan Kampus STIMIK Dipanegara hingga kawasan Taman Makam Pahlawan Panaikang. 

Laman Sulsel Herald mencantumkan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kemacetan ini, antara lain jumlah kendaraan pribadi di Makassar yang mencapai 500.000 unit, infrastruktur jalan yang belum memadai meskipun ada upaya pembangunan seperti jalan layang dan jalan tol, serta perilaku pengendara yang kurang tertib.

Situasi ini mengingatkan pada kondisi Jakarta beberapa tahun lalu, sebelum adanya perbaikan signifikan pada sistem transportasi publiknya. 

Kemacetan yang parah dan kondisi angkutan umum yang kurang memadai mendorong banyak orang untuk beralih ke kendaraan pribadi, yang justru semakin memperburuk situasi.

Oleh karena itu, Makassar perlu belajar dari pengalaman kota-kota lain dan mengambil langkah-langkah proaktif. 

Studi kasus dari kota-kota yang berhasil meningkatkan sistem transportasi publiknya, seperti Tokyo atau Singapura, dapat dijadikan acuan. 

Misalnya, di Tokyo, sistem hub transportasi yang menghubungkan berbagai moda transportasi, seperti kereta api, bus, dan taksi, sangat efektif dalam memudahkan mobilitas warga. 

Sistem serupa, dengan penyesuaian konteks Makassar, dapat dipertimbangkan, misalnya dengan membangun hub yang menghubungkan bus Trans Mamminasata, pete-pete (angkutan kota khas Makassar), dan layanan ojek dan taksi online. 

Integrasi ini dapat mencakup sistem tiket terpadu, informasi jadwal yang real-time, dan fasilitas transfer penumpang yang nyaman.

Dampak Krisis Transportasi bagi Makassar

Potensi krisis transportasi publik di Makassar pada tahun 2025 membawa implikasi yang luas bagi masyarakat. 

Dampak negatifnya dapat dirasakan di berbagai sektor, mulai dari mobilitas, perekonomian, hingga kualitas hidup secara keseluruhan. 

Jika masyarakat kesulitan beraktivitas karena sistem transportasi yang buruk, produktivitas ekonomi akan menurun. 

Selain itu, kemacetan yang parah juga berkontribusi pada peningkatan polusi udara dan berdampak negatif pada kesehatan masyarakat. 

Bayangkan jika setiap hari kita harus menghabiskan waktu berjam-jam di jalan hanya karena macet. Tentu hal ini sangat melelahkan, membuang-buang waktu, dan menurunkan kualitas hidup.

Kesimpulan

Mencegah terjadinya krisis transportasi publik di Makassar membutuhkan solusi-solusi inovatif dan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah dan pusat. 

Perencanaan yang matang, investasi yang tepat sasaran, dan partisipasi aktif dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan sistem transportasi publik yang handal, efisien, dan berkelanjutan. 

Kita semua berharap Makassar dapat menjadi kota yang nyaman dan modern dengan sistem transportasi publik yang dapat diandalkan oleh seluruh warganya.

*** 

Referensi:

  • Departemen Perhubungan. (n.d.). Mulai 1 Januari 2024, Trans Mamminasata di Makassar Layani 2 Koridor. Diakses dari [https: //hubdat. dephub. go. id/id/publikasi/mulai-1-januari-2024-trans-mamminasata-di-makassar-layani-2-koridor/]
  • JejakFakta.com. (n.d.). Dua Koridor Teman Bus Makassar Setop Beroperasi, Warga Kehilangan Layanan Terjangkau. Diakses dari [https: //jejakfakta. com/read/7951/dua-koridor-teman-bus-makassar-setop-beroperasi-warga-kehilangan-layanan-terjangkau]
  • Kabarsulsel.com. (2024, Desember). Penyebab Kemacetan Parah Jalan Perintis. Diakses dari [https: //www. kabarsulsel. com/2024/12/penyebab-kemacetan-parah-jalan-perintis. html]
  • Rakyatsatu.com. (2024, Desember). Kemacetan Parah Landa Jalan Perintis. Diakses dari [https: //www. rakyatsatu. com/2024/12/kemacetan-parah-landa-jalan-perintis. html]
  • Sulsel.herald.id. (2024, 14 Mei). Kemacetan di Makassar Terus Berlanjut, Infrastruktur Tertinggal Jauh dari Jumlah Kendaraan. Diakses dari [https: //sulsel. herald. id/2024/05/14/kemacetan-di-makassar-terus-berlanjut-infrastruktur-tertinggal-jauh-dari-jumlah-kendaraan/]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun