Pengawasan dana publik oleh BPK dan BPKP memastikan transparansi, akuntabilitas, dan mendukung tujuan SDGs 2030.
Di tengah upaya besar Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, pengawasan terhadap dana publik menjadi salah satu elemen yang sangat krusial.Â
Mengapa? Karena dana yang berasal dari pajak yang dibayar rakyat ini bukan hanya sekadar angka yang tercatat dalam APBN, melainkan merupakan amanah yang harus digunakan untuk kepentingan umum.Â
Tanpa pengawasan yang ketat, dana ini bisa saja diselewengkan, atau bahkan disalahgunakan.
 Inilah mengapa kita perlu memahami lebih dalam soal pengawasan dana publik---terutama bagaimana audit dan peran lembaga pengawas seperti BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) berperan dalam menciptakan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran negara.
Mengapa Pengawasan Dana Publik Itu Tak Terbantahkan?
Pentingnya pengawasan dana publik sudah tak bisa dipungkiri lagi. Setiap kali kita mendengar berita mengenai dugaan penyalahgunaan dana negara, kita tahu bahwa ada celah yang seharusnya bisa ditutup.Â
Pengawasan dana publik bukan hanya soal memastikan tidak ada penyalahgunaan, tetapi juga soal bagaimana anggaran yang ada bisa digunakan secara optimal untuk kepentingan rakyat.Â
Menurut data yang dikumpulkan dari berbagai lembaga pengawasan, termasuk BPK dan BPKP, pengelolaan dana negara tanpa pengawasan yang transparan dan akuntabel akan menciptakan peluang besar untuk pemborosan dan penyimpangan.
Bayangkan jika dana yang seharusnya digunakan untuk membangun infrastruktur, memperbaiki fasilitas publik, atau menyediakan bantuan sosial, malah meleset ke pihak yang tidak berhak.Â
Di sinilah peran lembaga pengawas menjadi vital. BPK dan BPKP bukan hanya mengaudit, tetapi juga memberikan rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan proses pengelolaan anggaran.Â
Misalnya, jika BPK menemukan ketidaksesuaian dalam pengeluaran di sektor tertentu, lembaga ini akan memberi saran perbaikan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi potensi pemborosan.
Lembaga Pengawas: BPK dan BPKP yang Tidak Pernah Tidur
Sebagai lembaga yang bertanggung jawab untuk mengawasi penggunaan dana publik, BPK dan BPKP memainkan peran yang sangat vital.Â
BPK, misalnya, adalah lembaga yang memiliki tugas untuk memeriksa apakah pengelolaan keuangan negara telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, serta memberikan laporan yang objektif dan independen.Â
BPKP, sementara itu, berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan daerah dan sektor pembangunan lainnya.Â
Tugas mereka tidak hanya mencakup audit, tetapi juga memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan pemerintah benar-benar digunakan untuk kemaslahatan umum, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Dalam praktiknya, proses audit yang dilakukan oleh BPK dan BPKP sangat beragam. Audit ini bisa dilakukan secara rutin, tahunan, atau bahkan berdasarkan permintaan khusus.Â
Setiap temuan audit akan dilaporkan secara terbuka dan transparan, sehingga masyarakat bisa melihat bagaimana uang negara dikelola.Â
Selain itu, lembaga-lembaga ini juga memberikan rekomendasi untuk perbaikan, jika ditemukan adanya ketidaksesuaian atau penyimpangan dalam pengelolaan anggaran.
Sebagai contoh, salah satu temuan dalam audit BPK terkait dengan penggunaan dana desa di Indonesia menunjukkan adanya pemborosan dan penyalahgunaan anggaran yang tidak sedikit.Â
Oleh karena itu, BPK memberikan saran agar ada pembenahan dalam proses pengelolaan keuangan desa, dengan memperketat prosedur dan pengawasan.Â
Hal ini menunjukkan bahwa peran audit bukan hanya sekadar mencari kesalahan, tetapi juga memberikan solusi untuk perbaikan yang lebih baik di masa depan.
Peran Aktif Masyarakat dalam Mengawasi Dana Negara
Namun, peran BPK dan BPKP saja tidak cukup. Pengawasan yang melibatkan masyarakat juga sangat penting. Masyarakat harus diberi akses yang cukup untuk mengetahui bagaimana anggaran negara digunakan, terutama di tingkat lokal.Â
Di sini, transparansi menjadi kunci utama. Dengan adanya informasi yang jelas dan mudah diakses, masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam pengawasan, baik melalui mekanisme formal maupun informal.
Dalam konteks pengelolaan dana desa, misalnya, keterlibatan masyarakat sangat penting.Â
Masyarakat yang berada di tingkat paling bawah memiliki hak untuk mengetahui bagaimana anggaran yang diterima desa digunakan. Ini tidak hanya soal siapa yang mengawasi, tetapi juga tentang siapa yang merasakan dampaknya.Â
Dengan lebih banyaknya keterlibatan publik dalam proses pengawasan, akan semakin terbuka kesempatan untuk memperbaiki pengelolaan anggaran yang selama ini mungkin luput dari perhatian.Â
Dalam beberapa kasus, laporan masyarakat yang lebih dekat dengan lapangan dapat mengungkap penyimpangan yang mungkin tidak terdeteksi dalam audit formal.
Pentingnya keterlibatan masyarakat ini juga dijelaskan dalam laporan dari DPR RI tentang pengawasan dana desa. Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa pengawasan dana desa melibatkan banyak pihak, mulai dari aparat desa, masyarakat setempat, hingga lembaga pengawasan yang lebih besar.Â
Semua ini menunjukkan bahwa pengawasan publik adalah bagian integral dari pengelolaan keuangan yang baik.
Pengawasan Dana Publik dan Tujuan SDGs 2030: Mewujudkan Perdamaian dan Keadilan
Keterkaitan antara pengawasan dana publik dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030, khususnya tujuan 16 mengenai perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat, tidak bisa diabaikan begitu saja.Â
Salah satu prinsip utama dalam SDGs adalah menciptakan institusi yang transparan, akuntabel, dan mampu berfungsi dengan baik.Â
Pengawasan dana publik yang efektif mendukung pencapaian tujuan ini dengan cara meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan institusi publik.
Audit yang transparan tidak hanya mencegah korupsi, tetapi juga memperbaiki efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran negara.Â
Ketika dana yang dikelola dengan baik dan tidak diselewengkan, dampaknya sangat besar bagi stabilitas sosial dan ekonomi.Â
Negara yang memiliki tata kelola keuangan yang baik cenderung memiliki pemerintahan yang lebih stabil dan mampu memberikan kesejahteraan yang lebih merata kepada warganya.
Selain itu, pengawasan dana publik yang baik juga berperan penting dalam membangun kepercayaan antarwarga dan pemerintah.Â
Di negara seperti Indonesia, yang masih berjuang untuk mencapai pemerintahan yang benar-benar transparan, pengawasan dana publik menjadi fondasi bagi terwujudnya perdamaian dan stabilitas sosial.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, pengawasan dana publik yang dilakukan oleh BPK, BPKP, dan didukung oleh keterlibatan aktif masyarakat, merupakan elemen krusial dalam menjaga akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara.Â
Tidak hanya itu, pengawasan ini juga berkontribusi pada pencapaian tujuan SDGs 2030, khususnya dalam mewujudkan perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat.Â
Oleh karena itu, setiap pihak---baik pemerintah, lembaga pengawas, maupun masyarakat---memiliki peran yang sangat penting dalam memastikan dana publik digunakan sesuai dengan kepentingan rakyat.
***Â
Referensi:
- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). (n.d.). Peran BPK dalam pengawasan keuangan negara. Retrieved from https: //www. bpk. go. id/
- Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (2017). Pengawasan dana desa. Retrieved from https: //berkas. dpr. go. id/pusaka/files/info_singkat/Info%20Singkat-IX-15-I-P3DI-Agustus-2017-212.pdf
- Desa Cipari. (n.d.). Pengelolaan keuangan desa dan peran sekretaris desa dalam pengawasan dana publik. Retrieved from https: //cipari. desa. id/pengelolaan-keuangan-desa-peran-kunci-sekretaris-dalam-pengawasan-dana-publik
- United Nations. (n.d.). SDGs goal 16: Peace, justice and strong institutions. Retrieved from https: //sdgs. un. org/goals/goal16
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI