Mengapa mediasi ini penting? Tanpa mediasi yang efektif, proses hukum bisa berlarut-larut dan penuh ketegangan, yang sering kali merugikan kedua belah pihak yang terlibat.Â
Dengan adanya mediasi, penyelesaian yang lebih damai dan harmonis bisa tercapai, menghindarkan pihak-pihak yang terlibat dari potensi eskalasi konflik yang lebih besar.
Peran Pihak Ketiga dalam Menyelesaikan Sengketa: Kasus Makassar
Sering kali, konflik bisa memburuk hanya karena tidak ada pihak ketiga yang dapat menengahi atau menyarankan jalan tengah.Â
Salah satu contoh implementasi mediasi yang berhasil adalah ketika pihak ketiga yang netral memfasilitasi penyelesaian sengketa yang terjadi di antara dua pihak yang berseteru.Â
Dengan peran mediator yang tidak berpihak, proses penyelesaian menjadi lebih terbuka, dengan tujuan utama yakni mencapai kesepakatan damai yang disetujui oleh kedua belah pihak.
Menurut PN Makassar, mediasi ini mengacu pada Perma No. 1 Tahun 2016, yang memperkuat pentingnya itikad baik dalam penyelesaian sengketa.Â
Artinya, bukan hanya soal menang atau kalah dalam permasalahan, tetapi lebih kepada mencari solusi yang dapat diterima bersama, yang pada akhirnya menjaga hubungan antar pihak yang terlibat.
Dengan mediasi, sengketa yang berlangsung lama bisa segera diselesaikan dengan cara yang lebih efisien, tanpa perlu melalui proses pengadilan yang panjang dan penuh biaya.Â
Ini tentu sangat relevan dengan konteks Indonesia yang masih memiliki banyak permasalahan hukum yang melibatkan warga negara, baik dalam lingkup perdata maupun pidana.
Mengelola Konflik Sosial dalam Masyarakat Multikultural
Konflik sosial adalah fenomena yang tak bisa dihindari dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya.Â
Di Indonesia, sebagai negara yang memiliki keragaman budaya dan etnis yang sangat tinggi, konflik sosial sering kali menjadi tantangan besar bagi administrasi publik.Â