Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Mengapa Keterwakilan Perempuan di Bidang AI Masih Minim?

25 Desember 2024   21:41 Diperbarui: 25 Desember 2024   21:41 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita di bidang AI (Gambar diolah dengan SuperAI)

Forbes juga mencatat bahwa hanya 30% perempuan yang merasa percaya diri dengan pelatihan AI yang mereka terima, dibandingkan dengan 35% laki-laki. Perbedaan ini mungkin terlihat kecil, tapi dampaknya sangat besar dalam jangka panjang.

Jika perempuan lebih banyak terlibat, AI yang dihasilkan akan lebih mampu memahami kebutuhan semua orang, bukan hanya sebagian kelompok. 

Misalnya, dalam bidang kesehatan, AI yang dikembangkan oleh tim yang inklusif akan lebih sensitif terhadap kebutuhan perempuan. Ini bukan soal mengutamakan satu gender di atas yang lain, tapi soal menciptakan keseimbangan.

Tantangan Budaya dan Sosial

Di Indonesia, tantangan ini menjadi semakin kompleks karena budaya kita masih banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai patriarki. 

Misalnya, perempuan sering kali dianggap lebih cocok bekerja di bidang "yang lebih feminin." 

Akibatnya, banyak perempuan yang ragu untuk masuk ke bidang teknologi. 

Bahkan jika mereka sudah berada di sana, tekanan sosial sering membuat mereka merasa tidak nyaman.

Ada juga tantangan dari sisi pendidikan. 

Meski akses ke pendidikan STEM semakin luas, masih banyak perempuan yang merasa bahwa bidang ini bukan untuk mereka. 

Ini bukan hanya soal pendidikan formal, tapi juga soal bagaimana masyarakat memandang peran perempuan. 

Kalau sejak kecil perempuan sudah diberi pesan bahwa mereka "tidak cukup baik" untuk teknologi, ya bagaimana mereka bisa percaya diri?

Apa yang Bisa Dilakukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun