Masalah ini bukan sekadar gangguan kecil. Dalam jangka panjang, pelanggaran etika semacam ini dapat merusak daya saing kafe, terutama di pasar yang semakin kompetitif.Â
Di Jogja saja, jumlah kafe telah mencapai 3.000 pada akhir 2022, menciptakan persaingan yang sangat ketat.Â
Ketika pelanggan merasa tidak nyaman karena suasana yang kacau atau layanan terganggu akibat perilaku pengunjung lain, mereka cenderung mencari tempat lain yang lebih kondusif.
Edukasi dan Kebijakan Proaktif
Bagaimana cara mengatasi masalah etika sosial di kafe?Â
Kuncinya ada pada edukasi dan kebijakan proaktif dari pemilik kafe.Â
Langkah sederhana seperti memasang plakat kecil dengan pesan ramah bisa menjadi solusi efektif.Â
Contohnya, tulisan seperti "Mari berbagi meja demi kenyamanan bersama" atau "Suasana tenang mendukung produktivitas Anda" dapat mengingatkan pengunjung tanpa terkesan memaksa atau menggurui.
Selain itu, kebijakan pembelian minimal juga bisa diterapkan dengan bijak.Â
Misalnya, pengunjung yang menggunakan WiFi dalam waktu lama dapat diminta untuk melakukan pembelian tambahan setelah durasi tertentu.Â
Beberapa kafe besar sudah menerapkan aturan ini, dan hasilnya cukup efektif dalam menjaga keseimbangan antara kenyamanan pelanggan dan keberlanjutan operasional bisnis.
Hal lain yang tak kalah penting adalah promosi berbasis perilaku positif.Â