Salah satu hal yang paling mengganggu saat nongkrong di kafe adalah dominasi meja besar oleh satu orang.Â
Saya pernah melihat seseorang duduk sendirian di meja untuk enam orang, barang-barangnya berserakan di kursi-kursi kosong seolah-olah sedang menguasai tempat.Â
Ketika ada pengunjung lain yang jelas-jelas butuh tempat duduk, dia hanya diam tanpa sedikit pun inisiatif untuk berbagi meja.Â
Situasi seperti ini tidak hanya membuat frustrasi, tetapi juga menciptakan suasana canggung yang sebenarnya mudah dihindari jika ada kesadaran untuk berbagi ruang.
Masalah lain yang sering muncul adalah kebisingan.Â
Anehnya, bukan hanya pengunjung yang kadang lupa menjaga ketenangan.Â
Di beberapa kafe, barista atau kasir justru lebih berisik daripada pelanggan. Obrolan mereka yang keras sering kali memecah suasana yang seharusnya mendukung produktivitas atau rileks.Â
Bayangkan, Anda datang ke kafe untuk bekerja atau sekadar menikmati waktu tenang, tetapi malah terganggu oleh suara-suara yang tidak perlu.
Dampak Ketidakpatuhan terhadap Etika
Ketika etika sosial di kafe diabaikan, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh pengunjung lain tetapi juga oleh pemilik bisnis.Â
Melansir dari GoodStats.id, perilaku seperti tidak memesan menu atau hanya membeli satu item untuk nongkrong berjam-jam bisa menyebabkan kerugian finansial bagi pemilik kafe.Â
Bahkan, ada istilah khusus yang digunakan untuk kelompok ini, "Rojali," singkatan dari Rombongan Jarang Beli.