Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Standar Hidup Versi BPS Perlu Ditinjau Ulang?

23 November 2024   14:38 Diperbarui: 23 November 2024   14:43 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Standar tersebut harus mencakup tidak hanya kebutuhan dasar seperti makanan pokok, tetapi juga kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih luas, seperti pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan esensial lainnya. 

Dengan demikian, kebijakan-kebijakan yang dihasilkan pemerintah akan lebih sesuai dan relevan dengan realitas yang dihadapi masyarakat.

Selain itu, masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mendorong perubahan ini. Kritik dan suara-suara yang menuntut perbaikan terhadap standar hidup yang selama ini digunakan perlu terus disuarakan, baik melalui media sosial, diskusi-diskusi publik, maupun dukungan terhadap organisasi-organisasi yang memperjuangkan hak-hak kaum buruh dan masyarakat kecil. 

Tanpa adanya partisipasi aktif dari masyarakat, perubahan yang diharapkan tidak akan pernah terwujud.

Kesimpulan

Pada akhirnya, standar hidup layak bukanlah sekadar angka-angka di atas kertas. 

Standar ini merupakan cerminan dari bagaimana pemerintah memandang dan memperlakukan rakyatnya. 

Apakah rakyat dipandang sebagai manusia yang berhak hidup sejahtera, atau hanya sekadar angka dalam laporan statistik? 

Standar hidup yang realistis dan inklusif adalah langkah awal yang penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Ketika kita melihat hal ini, satu pertanyaan besar muncul. 

Apakah pemerintah benar-benar peduli akan kesejahteraan rakyatnya, ataukah mereka hanya ingin terlihat baik di atas kertas?

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun