Standar tersebut harus mencakup tidak hanya kebutuhan dasar seperti makanan pokok, tetapi juga kebutuhan-kebutuhan lain yang lebih luas, seperti pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan esensial lainnya.Â
Dengan demikian, kebijakan-kebijakan yang dihasilkan pemerintah akan lebih sesuai dan relevan dengan realitas yang dihadapi masyarakat.
Selain itu, masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mendorong perubahan ini. Kritik dan suara-suara yang menuntut perbaikan terhadap standar hidup yang selama ini digunakan perlu terus disuarakan, baik melalui media sosial, diskusi-diskusi publik, maupun dukungan terhadap organisasi-organisasi yang memperjuangkan hak-hak kaum buruh dan masyarakat kecil.Â
Tanpa adanya partisipasi aktif dari masyarakat, perubahan yang diharapkan tidak akan pernah terwujud.
Kesimpulan
Pada akhirnya, standar hidup layak bukanlah sekadar angka-angka di atas kertas.Â
Standar ini merupakan cerminan dari bagaimana pemerintah memandang dan memperlakukan rakyatnya.Â
Apakah rakyat dipandang sebagai manusia yang berhak hidup sejahtera, atau hanya sekadar angka dalam laporan statistik?Â
Standar hidup yang realistis dan inklusif adalah langkah awal yang penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Ketika kita melihat hal ini, satu pertanyaan besar muncul.Â
Apakah pemerintah benar-benar peduli akan kesejahteraan rakyatnya, ataukah mereka hanya ingin terlihat baik di atas kertas?
***