Bagi banyak anak muda, pernikahan tak lagi tampak sebagai tujuan utama, tetapi sekadar opsi yang bisa ditunda atau dilewatkan sama sekali.Â
Kenapa ambil risiko terjebak dalam ikatan yang mungkin berakhir pahit?Â
Bagi mereka, lebih aman untuk menghindar daripada bertaruh dengan kebahagiaan yang tak terjamin.
Menunda Pernikahan: Keputusan Rasional atau Ketakutan Tersembunyi?
Keputusan untuk menunda pernikahan tampaknya bukan sekadar hasil perhitungan logis, tetapi juga didorong oleh rasa takut akan kegagalan.Â
Menurut Katadata, semakin banyak anak muda Indonesia yang memilih untuk tidak terburu-buru menikah.Â
Mereka lebih fokus pada stabilitas finansial dan kemandirian pribadi sebelum berpikir untuk berkomitmen.Â
Tentu, hal ini bisa dipahami.Â
Biaya hidup yang terus meningkat, persaingan kerja yang ketat, dan tuntutan pendidikan yang tinggi, semuanya turut mendorong anak muda untuk lebih hati-hati dalam mengambil keputusan besar seperti pernikahan.
Namun, di balik alasan-alasan rasional ini, terselip ketidakpercayaan yang jauh lebih dalam.Â
Trust issue yang tumbuh dari pengalaman pahit orang-orang sekitar membuat anak muda terus mempertimbangkan ulang.Â
Untuk apa menghabiskan waktu dan energi demi membangun hubungan, jika ujungnya hanya berujung pada kekecewaan?Â