Agar program ini berkelanjutan, pemantauan rutin menjadi kunci, seperti ditegaskan dalam berbagai penelitian.Â
Melibatkan para sarjana adalah langkah awal yang menjanjikan, namun lebih dari itu, kita memerlukan rencana jangka panjang, terutama dalam evaluasi dan pemantauan yang berkesinambungan.Â
Dengan pengawasan yang konsisten, kita bisa memastikan bahwa makanan bergizi ini benar-benar menjangkau anak-anak, ibu hamil, dan balita di daerah terpencil—mereka yang seharusnya menjadi tujuan utama dari program ini.
Program yang Mulia, Tantangan yang Besar
Program makan bergizi gratis ini adalah upaya mulia dengan potensi besar, dan keterlibatan sarjana menunjukkan strategi yang berani.Â
Namun, apakah pelatihan militer benar-benar langkah yang tepat dalam program kesehatan masyarakat?Â
Dengan anggaran Rp71 triliun, efektivitasnya bergantung pada pengawasan, transparansi, dan evaluasi berkelanjutan.Â
Akankah inisiatif ini benar-benar membawa perubahan nyata, atau justru hanya menjadi harapan yang tak terwujud?
***
Referensi:
- Abadikini. (2024, Oktober 19). Unhan RI Serahkan 936 Lulusan SPPI Batch 1 kepada Kepala Badan Gizi Nasional.
- JPNN. (2024). Tantangan dan Harapan Program Makan Gratis Bergizi.
- Health Detik. (2024). Catatan Pakar Soal Program Makan Gratis Prabowo-Gibran, Sentil Soal Ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H