Mohon tunggu...
Aidhil Pratama
Aidhil Pratama Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Narablog

Minat pada Humaniora, Kebijakan Publik, Digital Marketing dan AI. Domisili Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Efektifkah Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia Atasi Gizi Buruk?

6 November 2024   06:00 Diperbarui: 6 November 2024   06:21 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Barisan peserta Pendidikan Dasar dan Latihan Militer Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) (Foto: UNHAN RI) 

Di dalam program yang semestinya berfokus pada kesehatan dan distribusi gizi, bukankah pengetahuan nutrisi dan manajemen kesehatan jauh lebih krusial dibanding ketahanan fisik? 

Di negara lain, program serupa justru mengedepankan pelatihan teknis tentang gizi dan logistik. 

Nilai disiplin militer memang tidak dapat dipungkiri, namun apakah ini akan meningkatkan efektivitas distribusi makanan? 

Atau malah menambah beban biaya tanpa memberikan dampak langsung?

Alokasi Anggaran dan Efektivitasnya

Anggaran besar yang disiapkan, yaitu Rp71 triliun, memiliki tujuan ambisius: menurunkan prevalensi stunting hingga ke angka 14% pada 2024. 

Sebuah target yang tentu saja layak diperjuangkan mengingat masalah gizi buruk dan stunting adalah momok besar bagi generasi muda Indonesia. 

Namun, berdasarkan artikel dari JPNN, efektivitas penggunaan anggaran sebesar ini sangat tergantung pada pelaksanaan yang rapi, distribusi yang merata, serta pengawasan yang ketat.

Seringkali, anggaran besar yang dialokasikan untuk program ambisius justru menghadirkan tantangan tersendiri. 

Tanpa pengawasan ketat, dana yang ditujukan bagi anak-anak dan kelompok rentan bisa saja terbuang sia-sia, bahkan mungkin tersesat di tangan yang tak seharusnya. 

Program seperti ini memerlukan evaluasi yang konsisten dan, yang lebih penting, transparansi. 

Tanpa itu, tujuan mulia untuk menurunkan angka stunting akan berakhir sebagai sekadar slogan kosong, tak lebih dari janji tanpa wujud nyata.

Tantangan Logistik dan Koordinasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun